Bismillah…
Perhatian Islam terhadap hati sangatlah besar. Al-Qur’an dan Sunnah berkali-kali menekankan bahwa baik-buruknya seorang manusia sangat ditentukan oleh kondisi hatinya. Sebab hati merupakan pusat keimanan, sumber niat, serta penentu arah amal.
Allah Ta’ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.”
(QS. Asy-Syu‘arā’: 88-89)
Dan Allah juga memuji Nabi Ibrahim ‘alaihissalām:
إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Ingatlah) ketika ia datang kepada Rabb-nya dengan hati yang selamat.”
(QS. As-Sāffāt: 84)
Dua ayat ini menunjukkan bahwa “hati yang selamat” (al-qalb al-salīm) merupakan bekal utama yang menyelamatkan manusia di akhirat, sebagaimana itu pula yang menjadi sifat mulia Nabi Ibrahim ‘alaihissalām.
Definisi Al-Qalb al-Salīm
Secara bahasa, as-salīm berasal dari kata salima yang berarti selamat, bersih dari penyakit dan kerusakan. Maka al-qalb al-salīm adalah hati yang terbebas dari penyakit syubhat (keraguan) maupun syahwat (hawa nafsu yang menjerumuskan).
Para ulama salaf memiliki penjelasan yang variatif namun saling melengkapi:
Ibnu ‘Abbās radhiyallāhu ‘anhumā:
هو القلب الحييُّ، يشهد أن لا إله إلا الله.
“Hati yang selamat adalah hati yang hidup, yang bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah.”
Mujāhid:
الذي لا شك فيه.
“Hati yang tidak ada keraguan padanya.”
Qatādah:
سليم من الشرك.
“Hati yang selamat dari kesyirikan.”
Ibnu Zaid:
سليم من الشرك، فأما الذنوب فليس يسلم منها أحد.
“Hati yang selamat dari syirik, adapun dosa maka tidak ada seorang pun yang benar-benar selamat darinya.”
Ibnu Sīrīn:
الذي يعلم أن الله حق، وأن الساعة آتية لا ريب فيها، وأن الله يبعث من في القبور.
“Hati yang meyakini bahwa Allah itu benar, hari kiamat pasti datang, dan Allah membangkitkan manusia dari kubur.”
(Islamweb, 2011)
Kesimpulannya, hati yang selamat adalah hati yang penuh iman, ikhlas, yakin, serta tunduk pada kebenaran tanpa noda syirik, bid‘ah, maupun penyakit hati lainnya.
Kedudukan Hati dalam Syariat
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menjadi penjelas bahwa seluruh amal lahiriah bergantung pada kondisi batin. Amal saleh yang ikhlas lahir dari hati yang bersih, sementara maksiat bersumber dari hati yang rusak.
Karakteristik Hati yang Selamat
Dari dalil-dalil di atas dan penjelasan para ulama, dapat disimpulkan beberapa ciri hati yang selamat:
- Bersih dari syirik
Sebagaimana firman Allah:
فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى
“Barangsiapa kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat.” (QS. Al-Baqarah: 256)
- Dipenuhi iman dan keyakinan
Tidak ada keraguan terhadap Allah, Rasul-Nya, hari akhir, dan seluruh perkara ghaib.
- Ikhlas dalam beramal
Tidak terkotori riya, sum‘ah, atau mencari dunia.
- Lurus mengikuti sunnah
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
« فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي »
“Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, maka ia akan melihat banyak perbedaan. Maka berpeganglah pada sunnahku.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
- Terhiasi akhlak Qur’ani
Rasulullah ﷺ bersabda tentang dirinya:
« كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ »
“Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.”
(HR. Muslim)
Pelajaran Penting dari Al-Qalb al-Salīm
- Bekal utama di akhirat
Allah menegaskan bahwa harta dan anak tidak berguna tanpa hati yang selamat. Ini menjadi penekanan bahwa aqidah dan keikhlasan adalah kunci keselamatan.
- Mengajarkan prioritas
Banyak orang sibuk memperbanyak amal lahiriah, tetapi melupakan perbaikan hati. Padahal yang pertama kali ditanya adalah iman dan ikhlas.
- Hati menjadi sumber amal
Jika hati selamat, maka seluruh amal akan lurus. Jika hati rusak, maka amal akan cacat.
- Hati yang selamat melahirkan akhlak mulia
Sabda Nabi ﷺ:
« الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ »
“Seorang muslim adalah yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hati yang selamat adalah inti dari keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Ia bukan sekadar “hati yang baik menurut manusia”, tetapi hati yang bersih dari syirik, keraguan, dan penyakit, serta dipenuhi iman, ikhlas, dan akhlak Qur’ani.
Karenanya, setiap muslim hendaknya menjadikan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) sebagai perhatian utama. Karena tanpa hati yang selamat, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai di sisi Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.”
(QS. Asy-Syu‘arā’: 88-89)
__
Referensi:
Al-Daqq, N. (2016, April 17). القلب السليم [Al-Qalb as-Salim]. Alukah. https://www.alukah.net/social/0/101813/%D8%A7%D9%84%D9%82%D9%84%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D9%8A%D9%85/
Islamweb. (2011, 5 Maret). إذ جاء ربه بقلب سليم [Idh Ja’a Rabbuhu bi-Qalb Salim]. Islamweb. https://www.islamweb.net/ar/article/155768/%D8%A5%D8%B0-%D8%AC%D8%A7%D8%A1-%D8%B1%D8%A8%D9%87-%D8%A8%D9%82%D9%84%D8%A8-%D8%B3%D9%84%D9%8A%D9%85
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com