Islam mengajarkan cinta dan kasih sayang. Diantara wujudnya adalah, Islam mengajarkan agar manusia mencintai orang lain seperti cintanya kepada diri sendiri. Nabi Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda,
لا يُؤمِنُ أحدُكم حتى يُحِبَّ لأخيه ما يُحِبُّ لنَفْسِه
“Tak akan sempurna iman kalian sampai kalian mencintai saudara kalian seperti mencintai diri kalian sendiri.” (HR. Bukhori)
Bahkan subhanalla, kasih sayang kepada orang lain, di dalam Islam menjadi komponen penyempurna iman.
Salahsatu bentuk kasihsayang tulus yang dianjurkan oleh agama yang mulia ini adalah mendoakan orang lain secara diam-diam, atau tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Sebagaimana yang diperintahkan oleh Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- dalam beberapa hadis berikut:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya tersebut, melainkan Malaikat akan mengatakan, “Aamiin, semoga kamu juga mendapatkan yang sama seperti yang kamu doakan.” (HR. Muslim no. 2732)
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim kepada saudaranya tan sepengetahuan saudaranya yang ia doakan iru mustajab. Di atas kepalanya akan ada malaikat yang ditugaskan setiap kali dia mendoakan baik untuk saudaranya malaikat yang ditugaskan itu akan berkata, “Aamin, semoga kamu juga mendapatkan demikian.” (HR. Muslim, no. 2733)
Hadis di atas menunjukkan, bahwa mendoakan orang lain tanpa sepengetahuannya itu mustajab. Kemudian adanya malaikat yang mengaminkan doanya lalu medoakan agar si pendoa mendapatkan hajat yang sama, ini juga dalil mustajabnya doa untuk orang lain itu didapatkan untuk orang yang didoakan tanpa sepengetahuan dia dan yang mendoakan. Karena doa malaikat sudah pasti mustajab.
Oleh karenanya, teman-teman yang belum dapat jodoh, ayo doakan teman kamu yang juga senasib agar dapat jodoh impian yang sholih/sholihah. Yang udah nikah belum dapat momongan, mari doakan orang lain yang juga diuji dengan nasib yang sama agar dapat momongan. Yang mau naik haji, yang mau sukses bisnis, sukses berkarir, sembuh penyakit dan hajat-hajat lain, ayo doakan saudara kita yang juga punya hajat yang sama, secara diam-diam. Itu bisa menjadi wasilah terkabulnya hajat yang kita inginkan. Imam Nawawi -rahimahullah- sampai menyatakan,
وَكَانَ بَعْض السَّلَف إِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُو لِنَفْسِهِ يَدْعُو لِأَخِيهِ الْمُسْلِم بِتِلْكَ الدَّعْوَة؛ لِأَنَّهَا تُسْتَجَاب، وَيَحْصُل لَهُ مِثْلهَا
“Sebagian salaf ada yang punya kebiasaan jika dia ingin berdoa suatu hajat yang dia inginkan maka dia doakan juga saudaranya dengan doa yang sama. Karena dengan seperti itu doa menjadi mustajab. Dia akan mendapatkan pengabulan yang sama.” (Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim 17/49, dari islamport.com)
Selain mendoakan orang lain itu mustajab dan dapat menjadi wasilah pengabulan doa kita, ada manfaat lainnya, yaitu di saat orang mendoakan temannya atau siapanpun dia, dalam keadaan yang didoakan tidak tahu, ini menunjukkan doa yang terpancar dari kasih sayang yang tulus. Dengan ini perasaan-perasaan benci, hasad, iri, dengki atau prasangka yang tidak baik (suuzon) akan hilang. Sehingga kerukunan, persahabatan, kekeluargaan, silaturahmi dan ikatan kasih sayang di masyarakat yang mengamalkan amalan ini akan terjalin erat dan terjaga.
Anda bisa praktekkan terutama saat setan memanas-manasi Anda membenci atau su-uzon kepada teman, kerabat atau siapa saja, lalu coba doakan dia dengan kebaikan. Maka dengan izin Allah pengaruh-pengaruh megatif setan yang memancing sesama muslim itu tidak rukun, akan terusir dan kalah. Berubah menjadi benih-benih cinta dan kasihsayang yang melapangkan dada. Karena setan menginginkan terjadi permusuhan di tengah-tengah masyarakat muslim. Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ قد أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ في جَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَلَكِنْ في التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ
“Sesungguhnya setan telah putus asa membuat orang-orang yang shalat menyembahnya di Jazirah Arab. Namun setan masih bisa memunculkan permusuhan di tengah-tengah mereka” (HR. Muslim no. 2812).
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ على الْمَاءِ، ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ منه مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً، يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فيقول: فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا، فيقول: ما صَنَعْتَ شيئا، قال ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فيقول: ما تَرَكْتُهُ حتى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ، قال: فَيُدْنِيهِ منه، وَيَقُولُ: نِعْمَ أنت فَيلتَزمُهُ
“Iblis meletakkan singgasananya di atas air. Kemudian ia mengutus para tentaranya. Tentara iblis yang paling bawah adalah yang paling besar fitnah (kerusakan) nya. Salah satu tentara iblis berkata, “Saya telah melakukan ini dan itu. Maka iblis mengatakan: kamu belum melakukan apa-apa. Kemudian tentara iblis yang lain datang dan berkata: Aku tidak meninggalkan seseorang kecuali setelah ia berpisah dengan istrinya. Maka tentara iblis ini pun didekatkan kepada iblis. Lalu iblis berkata: kamulah yang terbaik, teruslah lakukan itu” (HR. Muslim no. 2813).
Yang membuat saudara-saudara Nabi Yusuf membenci Nabi Yusuf karena dorongan iri hasad, sampai Nabi Yusuf mau dibunuh, itu ya setan. Sebagaimana diterangkan di dalam Al-Qur’an,
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِن قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُم مِّنَ الْبَدْوِ مِن بَعْدِ أَن نَّزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي ۚ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِّمَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf: 100).
Dengan mengamalkan sunah ini maka kekuatan setan yang menimbulkan permusuhan itu akan lemah dan sirna. Karena kasih sayang itu adalah buah dari mengikuti ajaran Rasulullah, sementara saling membenci itu adalah akibat dari menyerah kepada godaan setan.
Semoga Allah memberi kita taufik untuk saling berkasih sayang.
Kampoeng Santri, 7 Jumadas Tsani 1444 H
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com