Menunggu tiba shalat berikutnya di masjid, seraya mengikuti kajian, atau denga mengisi waktu penantian dengan berdzikir, shalat sunah, baca Qur’an dan ibadah lainnya, ternyata amalan yang istimewa pahalanya.
Sebagaimana dijelaskan di dala. hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
ألا أَدْلُكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟“
قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ:(( إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثرة الخطا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ “
“Tidakkah aku tunjukkan kepada kamu tentang sesuatu (amalan) yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat-derajat?”
“Tentu sangat mau ya Rasulullah.” Respon para sahabat.
Beliau melanjutkan:
“1) Menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang tidak disukal,
2) memperbanyak langkah menuju masjid,
3) dan menunggu sholat (yang berikutnya) setelah melakukan sholat, itu adalah ribath (yakni pahalanya seperti berjaga- jaga di wilayah perbatasan muslim dan kafir, pen).”
(HR. Muslim, no: 251; Tirmidzi, no. 51; An-Nasai, no. 143; Ibnu Majah, no. 428; dll.)
Kemudian juga di dalam hadits dari sahabat yang sama; Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مُنتَظِرُ الصَّلَاةِ مِنْ بَعْدِ الصَّلَاةِ، كَفَارِسِ اشْتَدَّ بِهِ فَرَسُهُ فِي سَبِيلِ اللهِ عَلَى كَشْحِهِ، تُصَلَّ عَلَيْهِ مَلَائِكَةُ اللَّهِ، مَا لَمْ يُحْدِثُ أَوْ يَقُومُ، وَهُوَ فِي الرباط الأكبر”
“Orang menanti shalat setelah shalat seperti penunggang kuda yang berada di atas punggung kuda yang berlari kencang (di medan jihad) di jalan Alloh, dan para malaikat Allah berdoa untuknya selama ia belum berhadats atau berdiri, dan dia seperti seorang yang berada dalam medan ribath (penjagaan perbatasan) yang besar.”
(HR. Ahmad, no. 8625. Dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth di dalam Takhrij Musnad Ahmad)
Sejumlah Pelajaran dari Hadis:
Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits:
1) Keutamaan menanti shalat wajib setelah melaksanakan shalat wajib sebelumnya.
2) Di antara keutamaannya adalah seperti penunggang kuda yang berada di atas punggung kuda yang berlari kencang (di medan jihad) di jalan Alloh.
3) Di antara keutamaannya adalah didoakan oleh para malaikat Allah, makhluk-makhluk Alloh yang suci.
4) Doa malaikat tersebut dengan syarat belum berhadats atau berdiri dari tempat sholatnya.
5) Di antara keutamaannya juga adalah dia seperti seorang yang berada dalam medan ribath (penjagaan perbatasan yang besar.
6) Kemurahan Alloh di dalam memberikan pahala kepada hamba-hambaNya yang beriman dan beramal sholih,
7) Kebanyakan orang melalaikan amalan-amalan besar disisi Alloh Ta’ala.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini.
Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.
***
Referensi:
- Al-Atsari, Muslim (1442H/2020). Empat Puluh Hadis Tentang Sholat Jama’ah di Masjid. Penerbit Nurus Sunah, Sragen, Indonesia.
Editor bahasa: Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com