Bismillah….
Pertama, perut lapar akan menyebabkan indra-indra merasakan lemah. Saat perut lapar, maka lisan, mata, tangan dan kemaluannya (nafsu seksnya) juga akan menjadi lapar.
Sehingga puasa dapat mematahkan kekuatan setan di dalam tubuh manusia, melemahkan pengaruh jahat syahwat, bahkan menjaga tubuh dari penyakit-penyakit.
Kedua, orang yang berpuasa akan merasakan derita lapar. Dengan seperti itu, ia akan merasakan penderitaan orang-orang fakir. Sehingga munculah empati untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka.
Sebagaimana pepatah mengatakan:
“Derita itu tidak seperti apa yang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri” dan “orang yang naik kendaraan itu tidak akan mengetahui sengsara- nya pejalan kaki kecuali apabila ia berjalan kaki.”
Ketiga, puasa mendidik dan menumbuhkan kemauan menjauhi hawa nafsu dan maksiat. Karena saat berpuasa, seorang dapat menyapih nafsu dari kebiasaan-kebiasaannya.
Keempat, puasa membiasakan seorang bersikap disiplin dan tepat waktu. Sikap tidak disiplin menyebabkan terjadinya keteledoran-keteledoran.
Kelima, puasa juga menampakkan prinsip kesatuan di antara kaum Muslimin, di mana segenap umat berpuasa dan berhari raya bersama pada bulan yang sama.
Keenam, bulan puasa adalah kesempatan yang sangat berharga untuk para da’i menggiatkan dakwah. Karena di bulan Ramadhan hati manusia cenderung ke masjid-masjid. Bahkan ada diantara mereka yang baru pertama kali masuk masjid, ada yang sudah lama tak masuk masjid, berada dalam suatu kerinduan yang sangat jarang terjadi.
Momentum seperti ini sudah semestinya digunakan sebaik-baiknya oleh para da’i memberikan nasihat-nasihat yang menyentuh hati dan menyampaikan ceramah-ceramah yang bermanfaat, tolong-menolong di dalam kebajikan dan ketakwaan. Namun, perlu juga diperhatikan, seorang da’i jangan sampai terlalu sibuk mengurusi orang lain hingga lupa dirinya sendiri, hingga seperti lilin, menerangi orang tapi membiarkan dirinya sendiri terbakar, semoga Allah melindungi kita dari keadaan seperti itu.
Referensi:
Al-Munajjid, Sholih. Sab’uuna Mas-alatan fis Shiyam wakaifa Na’isy di Ramadhan, judul terjemah: Risalah Puasa Nabi shalallahu alaihi wasallam. Forum Silaturahmi Keluarga Besar Al-Furqon. Magelang – Indonesia.
Yogyakarta, 24 Sya’ban 1444 H
Editor : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com