Hanya Dunia, Lalu Selesai?
Ada yang memahami tujuan hidup adalah uang dan kekayaan, ada juga yang memandang kekuasaan dan jabatan adalah akhir dari tujuan hidupnya, ada yang beranggapan jenjang karir adalah puncak dari tujuan hidupnya dan ada yang menilai kesuksesan dan capaian duniawi semata. Jika cita-cita itu telah dicapai, maka seperti sudah menyelesaikan misi kehidupannya.
Namun ternyata bukan itu kawan. Jika hanya capaian duniawi adalah tujuan hidup, betapa pendeknya kesuksesan dan betapa singkatnya seorang menikmati hasil dari jerih payahnya. Karena hidup di dunia ini tak lama, kata Nabi kisaran 60-70 tahun saja. Setengah atau seringkali lebih dari umur itu adalah perjuangan yang penuh kelelahan. Lalu sisanya adalah masa-masa menikmati jerih payah, itupun masih mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk mempertahankan kesuksesan duniawi. Belum lagi fisik yang dimakan usia, sudah tidak selincah dulu menikmati kelezatan-kelezatan duniawi.
Yah, betapa ruginya jika dunia adalah akhir dari tujuan hidup. Singkat, nikmatnya tak seberapa, menikmatinyapun juga tak seberapa. Persis yang dikabarkan di dalam ayat dan hadis di bawah ini:
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. (QS. An-Nisa: 77)
وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ
Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. Ar-Ro’du: 26)
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Namun kalian (orang-orang kafir) lebih memilih dunia. Padahal kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al-A’la: 16-17)
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
ما لي وللدنيا؟ ما أنا والدنيا؟ إنما مثلي ومثل الدنيا كمثل راكب ظل تحت شجرة ثم راح وتركها
“Apalah artinya dunia ini bagiku? Apa urusanku dengan dunia? Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ini ialah seperti pengendara yang berteduh dibawah pohon, ia istirahat (sesaat) kemudian meninggalkannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim)
والله, ما الدنيا في الآخرة إلا مثل ما يجعل أحدكم إصبعه هذه- وأشار يحي بالسبابة – في اليم فلينظر بم ترجع؟
“Demi Allah! Tidakkah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang dari kalian meletakkan jarinya – Yahya (perawi hadits) berisyarat dengan jari telunjuknya – ke laut, maka lihatlah apa yang dibawa jarinya itu?” (HR. Muslim dan Ibnu Hibban)
Apa gerangan tujuan hidup yang hakiki?
Lanjut ke part #3 ya..
@Kampoeng Santri Jogja, 30 Shafar 1445 H
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com