Ada dua alasan pokok mengapa tauhid itu penting :
- Allah perintahkan seluruh manusia dari zaman Nabi Adam sampai hari kiamat untuk bertauhid.
- Allah jadikan tauhid sebagai tujuan diciptakan jin dan manusia.
Allah perintahkan seluruh manusia dari zaman Nabi Adam sampai hari kiamat untuk bertauhid.
Ini menunjukkan tauhid ini perkara sangat penting. Karena Allah lestarikan ajaran tauhid ini di setiap generasi umat. Berbeda dengan sebagian syariat ada yang berlaku di zaman Nabi sebelumnya, namun tidak berlaku di zaman Nabi kita, atau sebaliknya.
Banyak dalil di dalam Al-Quran yang menunjukkan tauhid adalah keyakinan seluruh Nabi,
وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah Aku. (Surat Al-Anbiya’: 25)
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah ṭāgūt,” (Surat An-Nahl: 36)
وَسۡـَٔلۡ مَنۡ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رُّسُلِنَآ أَجَعَلۡنَا مِن دُونِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ءَالِهَةٗ يُعۡبَدُونَ
Tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, “Apakah Kami menentukan tuhan-tuhan selain (Allah) Yang Maha Pengasih untuk disembah?” (Surat Az-Zukhruf: 45)
Allah jadikan tuhid sebagai tujuan diciptakan jin dan manusia.
Allah berfirman,
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Surat Adz-Dzariyat: 56)
“Beribadah kepada-Ku” maknanya adalah “mentauhidkan-Ku”.
Sebagaimana diterangkan oleh sahabat Ibnu Abbas -radhiyallahu’anhuma-,
كل ما ورد في القرآن من العبادة فمعناها التوحيد
“Seluruh lafad “ibadah” di dalam Al-Quran maknanya adalah tauhid.” (Tafsir Al-Baghowi 1/74)
Contohnya pada ayat yang lain,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Surat Al-Baqarah: 21)
“Sembahlah Aku” artinya tauhidkanlah Aku.
Ayat ini adalah ayat pertama di dalam Al-Quran yang mengandung kata perintah. Dan ternyata perintah pertama di dalam Al-Quran itu adalah tauhid.
Uniknya lagi, larangan pertama dalam Al-Quran ternyata berkenaan lawannya tauhid, yaitu larangan berbuat syirik. Terdapat pada ayat berikutnya,
ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشٗا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Surat Al-Baqarah: 22)
Orang yang menyembah selain Allah, berarti telah menyimpang dari tujuan penciptaannya.
Setelah kita tahu bahwa ibadah kepada Allah, adalah tujuan penciptaan manusia dan jin, maka selanjutnya kita harus tahu bahwa ibadah kepada Allah tidak bernilai ibadah bila tidak disertai tauhid. Sebagaimana sholat, tidak sah disebut sholat kecuali disertai bersuci.
Jadi bersuci dalam sholat = bertauhid dalam beribadah kepada Allah.
***
Daftar Pustaka :
- Al-Qosim, Abdulmuhsin. Syarah Al-Qawa’id Al-Arba’…..
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com