Salahsatu amal ibadah yang pahalanya bisa dihibahkan atau dihadiahkan kepada orang lain adalah haji atau umrah. Yaitu seorang melakukan ibadah haji atau umrah dengan niat pahalanya untuk orang lain, kegiatan ini biasa disebut badal haji atau umrah.
Ada tiga syarat yang harus terpenuhi di dalam membadalkan haji atau umrah:
Pertama, mendapatkan izin dari yang dibadalkan bila orang yang dibadalkan masih hidup.
Adapun bila telah meninggal dunia maka tidak harus ada izin.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qudamah -rahimahullah-,
ولا يجوز الحج ولا العمرة عن حي إلا بإذنه فرضاً كان أو تطوعاً، لأنها عبادة تدخلها النيابة فلم تجز عن البالغ العاقل إلا بإذنه كالزكاة، فأما الميت فيجوز عنه بغير إذن .
“Badal haji dan umrah untuk orang yang masih hidup tidak boleh dilakukan kecuali dengan izin orang yang bersangkutan, baik haji atau umrah yang wajib atau yang sunah. Karena haji dan umrah adalah ibadah yang bisa diwakilkan. Sehingga tidak boleh mewakilkan ibadah ini dari orang yang baligh dan berakal kecuali dengan seizinnya, layaknya ibadah zakat. Adapun orang yang sudah meninggal dunia, maka boleh dibadal haji dan umrahkan meskipun tanpa seizinnya.” (Al-Mughni 3/234 dalam Al-Minnah Al-Kubra 3/522)
Kedua, yang membadalkan telah melakukan haji atau umrah terlebih dahulu.
Ketiga, yang dibadalkan tidak mampu melakukan ibadah haji atau umrah secara fisik.
Wallahua’lam bis showab.
Salatiga, 15 Sya’ban 1444 H
***
References:
Al-A’dzomi, Muhammad Dhiyaurrahman (1422H/2001M). Al-Minnah Al-Kubra Syarah wa Takhrij As-Sunan As-Sughro lil Hafidz Al-Baihaqi. Penerbit Maktabah Ar-Rusyd. Riyadh – Saudi Arabia.
Fatawa Islamweb (1423H/2002M). حكم هبة ثواب العمرة لشخص ما. Diakses dari https://www.islamweb.net/ar/fatwa/26516/….pada 07 Maret 2023.
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com