Fikih I’tikaf #8
Waktu Mulai
Mulai masuk masjid dengan niat I’tikaf 10 hari terakhir di tanggal 20 Ramadhan menjelang Maghrib. Supaya dia dapat bertemu dengan malam ke 21 secara utuh, karena Sepuluh malam akhir Ramadhan dimulai pada malam ke 21. Disamping itu malam 21 adalah awal malam witir. Sementara tujuan utama ibadah I’tikaf dilakukan di sepuluh hari akhir Ramadhan adalah untuk mengejar malam Lailatul Qodar. Kemudian, hadis- hadis Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- yang menceritakan tentang I’tikafnya beliau, dikabarkan bahwa beliau beri’tikaf di sepuluh akhir Ramadhan. Sepuluh akhir Ramadhan maknanya adalah malamnya bukan siangnya. Dan awal malam sepuluh hari terakhir Ramadhan dimulai malam ke 21.
Waktu Berakhir
I’tikaf 10 hari akhir Ramadhan berakhir pada saat tiba waktu Maghrib di hari akhir bulan Ramadhan. Dalam Islam tibanya waktu Maghrib sebagai tanda berakhirnya hari dan masuk ke hari yang baru.
Ketentuan di atas berlaku bagi yang berniat I’tikaf sepuluh hari akhir Ramadhan secara penuh. Bagi yang beri’tikaf dengan niat tidak ful sepuluh harim dia hanya ingin mengejar malamnya saja, karena Lailatul Qodar terjadi di malam hari, maka dia boleh mengakhiri I’tikafnya sejak shalat subuh di hari terakhir Ramadhan, tidak harus menunggu Maghrib.
Bagi yang ingin mengakhiri I’tikaf di pagi hari raya Idul Fitri, itu lebih afdol berdasarkan hadis Abu Sa’id Al Khudriyi -radhiyallahu’anhu-.
—
References:
Al-Jibrin, Abdullah bin Abdulaziz (1440H). Tashil Al-Fiqhi Al-Jami’ Li masail Al-Fiqhi Al-Qodimah wal Mu’ashiroh. Penerbit Dar Ibnul Jauzi: Dammam – Saudi Arabia.
Salim, Abu Malik Kamal bin As-Sayid (2010). Shahih Fiqhus Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhih mahzahib Al-Aimmah. Penerbit Dar At-Taufiqiyyah At-Turots: Kairo – Mesir.
21 Ramadhan 1444 H, di Kampoeng Santri Wirokreten Jogja.
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com