Sebuah kebanggan bagi Anda yang berprofesi sebagai guru/pendidik, karena ternyata manusia terbaik sepanjang sejarah dunia ini adalah seorang pendidik. Di saat Allah memilihnya sebagai Rasul, bahkan sebagai imam para Nabi dan Rasul, pemuka seluruh manusia di hari kiamat, yang pertama akan membuka pintu surga, tentu Allah tak akan membiarkan beliau memiliki kesibukan yang bukan paling afdol. Allah pasti akan menjadikan kekasihnya itu sibuk dengan kegiatan yang paling luhur yang dikerjakan manusia, yaitu menjadi pendidik. Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah pendidik umat terbaik.
Rasulullah Sang Pendidik… secara tegas disebutkan di dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- menyatakan:
إنما بعثت معلما
“Sesungguh aku diutus sebagai pendidik.” (Hadis Abdullah bin Amr, dinilai dhoif oleh Syaikh Al-Albani)
Hadis di atas meski sanad berstatus Dho’if/lemah, namun maknanya benar karena sejalan dengan firman Allah ta’ala saat menerangkan tentang doa Nabi Ibrahim tentang Rasul Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-,
رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqoroh: 129)
Dan juga firman Allah ‘azza wa jalla dalam surat Al-Jumu’ah:
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِين
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, membersihkan hati mereka dengan iman dari kotoran dosa dan kekafiran, serta mengajarkan kepada mereka Al-Kitab/Al-Qur’an dan Al-Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah: 2)
Siapakah orang yang dimaksud oleh ayat sosok orang yang membacakan… membersihkan hati… dan mengajarkan…?
Jawabannya ada pada kalimat pembuka ayat, yaitu seorang Rasul yang diutus kepada masyarakat Arab yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis), beliau adalah Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-. Ayat ini menunjukkan bahwa Rasul Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah seorang pendidik.
Ada pelajaran indah dari ayat ini berkenaan dengan pendidikan. Yaitu dua ayat suci di atas menerangkan tentang sebuah kondisi yang tidak ideal yang terjadi di masyarakat Arab saat diutusnya Nabi Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-, mereka sebagai masyarakat yang tidak bisa baca tulis dan masyarakat yang jauh dari kebenaran. Lalu di ayat yang sama disampaikan “membacakan ayat-ayat Allah, membersihkan hati mereka dengan iman dan mengajarkan Kitab Allah dan Hikmah (ajaran Nabi)”. Kalimat ayat ini menerangkan obat dari kebodohan tersebut.
Apakah itu?
Yaitu “membacakan, membersihkan hati dan mengajarkan”, ketiga proses ini adalah proses dpendidikan.
Ini memberikan pelajaran bahwa obat segala kemunduran peradaban, kebodohan masyarakat atau berbagai persoalan dalam tatanan kehidupan adalah “PENDIDIKAN”. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu masyarakat, maka akan semakin baik dan bahagia kehidupan mereka. Sebaliknya semakin rendah kualitas pendidikan suatu masyarakat, maka semakin banyak problematika yang muncul dan kehidupan menjadi lebih rumit.
Waffaqokumullah jamii’an.
Semoga Allah memberikan taufik untuk kita semua.
***
Referensi:
As-Sulthon, Asma’ Abdullah (1409H/1989M). Tarbiyatul Athfaal fi Dhoi Al-Quran was Sunnah (desertasi). Penerbit: Waqfiyah Al-Amin Ghozi Lil Fikri Al-Qur’ani: Riyadh – Saudi Arabia.
Al-Qurtubi, Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr. Al-Jaami’ Li Ahkam Al-Qur’an (Tafsir Al-Qurtubi). Diakses dari http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/tabary/sura2-aya129.html, pada 21 Mei 2023.
Ditulis di RS Nur Hidayah, Bantul, DIY, 1 Dzulqo’dah 1444 H
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: RemajaIslam.com