Emang terjebak dalam perasaan yang belum halal tuh gaenak banget temen-temen, kaya sepatu sneakers gapunya HAK. Ustadz, ternyata di lapangan ini ada fenomena fenomena “jalanin dulu aja” tapi katanya sih mau nikah, tapi jalanin dulu aja… tapi udah cintaa… tips Ustadz supaya bisa tegas dalam memperjelas arah hubungan yang gatau dibawa ke maana ini..
Bismillah…
“Jalanin dulu aja”, kedengarannya simpel dan nggak ribet, tapi sebenarnya ada beberapa alasan kuat kenapa interaksi lawan jenis yang seperti ini nggak tepat, terutama buat kamu yang serius mau menjalin hubungan yang sehat dan menjaga batasan-batasan syariat. Yuk, simak alasan-alasan berikut!
(1) Kalo memang dia layak menjadi imammu, atau calon ibu anak-anakmu, pasti ga kayak gitu sikapnya.
Seorang imam yang baik nggak akan memperlakukan pasangannya dengan sembarangan. Nggak akan menjalin hubungan yang tidak halal. Mereka bakal nunjukin rasa hormat, tanggung jawab, komitmen yang tulus dan ketakwaan kepada Allah. Kalau dari awal aja nggak bisa, yakin mereka pantas jadi imam atau ibu anak-anak kamu?
(2) Hati-hati Zina….
Buat yang suka bilang “jalanin dulu aja, nanti nikah gampang,” hati-hati ya! Pola pikir kayak gini bisa bawa kamu ke hubungan yang haram. Ketika kamu cuma “jalanin dulu aja” tanpa komitmen yang jelas, ujung-ujungnya kamu bakal terjebak dalam dosa. Inget lho dosa zina itu dosa besar, Islam jelas banget ngelarang perbuatan haram ini, sampai menyebutnya “seburuk-buruk jalan hidup” . Allah ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di -rahimahullah- menerangkan tafsir ayat ini:
والنهي عن قربانه أبلغ من النهي عن مجرد فعله لأن ذلك يشمل النهي عن جميع مقدماته ودواعيه فإن: ” من حام حول الحمى يوشك أن يقع فيه “ خصوصا هذا الأمر الذي في كثير من النفوس أقوى داع إليه.
ووصف الله الزنى وقبحه بأنه { كَانَ فَاحِشَةً } أي: إثما يستفحش في الشرع والعقل والفطر لتضمنه التجري على الحرمة في حق الله وحق المرأة وحق أهلها أو زوجها وإفساد الفراش واختلاط الأنساب وغير ذلك من المفاسد.
وقوله: { وَسَاءَ سَبِيلًا } أي: بئس السبيل سبيل من تجرأ على هذا الذنب العظيم.
“Larangan mendekati zina lebih tegas daripada larangan sekedar melakukannya. Karena itu mencakup larangan terhadap semua pendahuluan dan penyebabnya. Karena “siapa yang mendekati daerah terlarang hampir pasti akan jatuh ke dalamnya,” terutama dalam hal ini seringkali jiwa manusia terdapat dorongan kuat untuk melakukan itu.
Allah menggambarkan zina dan keburukannya dengan firman-Nya, {كَانَ فَاحِشَةً} yang berarti: dosa yang sangat dibenci secara syariat, akal, dan fitrah. Karena zina adalah pelanggaran terhadap kehormatan dalam hak Allah, hak wanita, hak keluarganya atau suaminya, merusak tempat tidur, mencampur adukkan nasab, dan kerusakan-keursakan lainnya.
Firman-Nya: {وَسَاءَ سَبِيلًا} yang berarti: seburuk-buruk jalan adalah jalan orang yang berani melakukan dosa besar ini.” (Tafsir As-Sa’di, diakses dari quran.ksu.edu.sa)
Nabi Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam- juga bersabda:
لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ
“Tidaklah seorang pezina berzina ketika ia dalam keadaan beriman.” (HR. Bukhari)
Maksudnya, imannya rusak.
Kalau kita tetep pegang prinsip “jalanin dulu aja”, risiko terjerumus dalam zina bakal besar banget.
(3) Nikah Itu Ibadah.
Pernikahan dalam Islam adalah salah satu bentuk ibadah yang istimewa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menyebutnya sebagai penyempurna separuh agama,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 625)
Al Ghozali rahimahullah (sebagaimana dinukil dalam kitab Mirqotul Mafatih) berkata, “Umumnya yang merusak agama seseorang ada dua hal yaitu kemaluan dan perutnya. Menikah berarti telah menjaga diri dari salah satunya. Dengan nikah berarti seseorang membentengi diri dari godaan syaithon, membentengi diri dari syahwat (yang menggejolak) dan lebih menundukkan pandangan.” (dikutip dari rumaysho.com)
Mengingat nikah itu ibadah, maka proses menuju pernikahan juga harus sarat dengan nilai-nilai ibadah dan takwa kepada Allah. Kalau cuma “jalanin dulu aja” akhirnya bakalan ngejerumusin ke hubungan yang ngga’ halal. Kalo udah begini, jelas akan menodai proses pernikahan yang semestinya dijaga agar berada di dalam keridhoan Allah. Atau bisa dikatakan kalo udah seperti itu, kita lagi meremehkan nilai ibadah dari pernikahan itu sendiri.
(4) Cinta karena Allah atau Nafsu Doang?
Kalau kamu beneran cinta karena Allah, itu worth it banget buat diperjuangin. Cinta yang tulus dan berlandaskan keimanan bakal bikin hubungan kamu lebih kuat dan berkah. Ini bukan cuma tentang rasa suka atau sayang, tapi juga tentang niat baik dan komitmen untuk bersama-sama mencapai ridha Allah. Perjuangan kamu buat menjaga hubungan yang sehat dan halal itu bakal membawa kebahagiaan yang sejati. Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
“Ada tiga hal, jika ada pada seseorang, ia akan merasakan manisnya iman, yaitu (1) siapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah)
Tapi kalau hubungan kamu cuma didasari nafsu doang, mending stop sekarang deh. Hubungan yang cuma didasari nafsu nggak bakal berkah, malah bisa bikin hidup kamu jadi ribet dan penuh masalah. Percaya deh, hubungan kayak gini cuma sementara dan nggak akan membawa kamu ke mana-mana. Mendingan kamu fokus sama hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat.
Ketika kamu cuma “jalanin dulu aja” tanpa komitmen yang jelas untuk serius menikah atau menjaga aturan Allah, ujung-ujungnya kamu bakal terjebak dalam dosa. Kira-kira, ada nggak tuh niat cinta karena Allah dalam hubungan kayak gini?
Jelas nggak ada…
(5) Nggak Layak Dapat Cinta Kamu.
Orang yang nggak serius dan cuma mau “jalanin dulu aja” nggak layak dapetin cinta kamu. Kalau dari awal dia nggak punya niat baik dan cuma main-main, lupain aja. Kamu berhak dapat yang lebih baik, yang benar-benar mencintai kamu karena Allah dan mau berkomitmen untuk masa depan yang lebih baik. Nah setelah tahu gitu ya, harus tegak pendirian, jadilah orang yang bijak, sampaikan keputusan segera. Jangan jual cinta anda begitu murah.
Semoga segera dapat jodoh yang terbaik menurut Allah, Aamiin…
Wallahumuwaffiq.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com