Jatuh cinta itu boleh ya temen temen, tapi dengan cara yang di ridhai oleh Allah. Ustadz, ini kan fase fase gen Z millennial dalam mencari teman, teman hidup. Pastinya kita semua di sini mau jatuh cinta sesuai yg Allah syariatkan. Gimana sih Ustadz cara perkenalan yang benar? Bagaimana cara kita bisa ikhtiar bener bener memastikan calon kita ini OKE, ikhwan ori/akhwat ori, tanpa pacaran?
Bismillah…
1. Lihat Sirklenya
Langkah pertama, coba lihat dulu sirkle atau lingkaran pertemanan si dia. Punya teman yang baik dan lingkungan yang baik itu penting banget. Kamu bisa tahu banyak tentang seseorang dari siapa mereka bergaul. Langkah ini sesuai dengan arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
2. Stalking Instagram atau sosmednya
Coba lihat postingannya, story-nya, dan bagaimana dia berinteraksi di media sosial.
Dari sini, kamu bisa dapet gambaran tentang kepribadian dan kegiatannya sehari-hari.
3. Cari Tahu Apa Kegiatannya
Kegiatan sehari-hari seseorang bisa nunjukin banyak hal tentang kepribadiannya. Apakah dia aktif dalam kegiatan dakwah, pendiikan, sosial, suka olahraga, atau punya hobi tertentu?
Ini penting buat tahu kualitas kepribadiannya, dan apakah kalian punya kesamaan minat dan nilai.
4. Tanya Teman-temannya
Langkah selanjutnya, tanya ke teman-temannya tentang dia, untuk tahu bagaimana dia di mata teman-temannya. Apakah dia orang yang baik, ramah, bertanggung jawab, rendah hati, atau justeru sebaliknya?
Saran kakak, kalo nanyain ke temen-temennya, jangan cuma ke satu orang temennya, tanyakan ke banyak temennya secara random, tanyakan ke temen dekat dan temen jauhnya, sampai kamu dapat data yang membuat kamu yakin untuk maju ke jenjang yang lebih serius.
5. Kenalan Lewat Perantara yang Bisa Dipercaya
Bisa juga dengan minta dikenalkan lewat perantara yang bisa dipercaya, misalnya teman, ustadz atau keluarga. Ini penting buat menjaga etika dan menjaga proses ta’aruf tetap sesuai syariat.
Jadi inget kisah cinta Nabi dengan Ibunda Khadijah -radhiyallahu’anha-, disampaikan oleh Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani -rahimahullah- :
إن السيدة خديجة ـ رضي الله عنها ـ كانت ذات شرف وجمال في قريش، وإن النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ خرج في تجارة لها ـ رضي الله عنها ـ إلى سوق بصرى، فربح ضعف ما كان غيره يربح . قالت نفيسة أخت يعلى بن أمية : فأرسلتني خديجة إليه دسيساً (خفية)، أعرض عليه نكاحها، فقبل وتزوجها وهو ابن خمس وعشرين سنة، والذي زوجها عمها عمرو لأن أباها كان مات في الجاهلية، وحين تزوجها رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ كانت أيماً بنت أربعين سنة، وكان كل شريف من قريش يتمنى أن يتزوجها، فآثرت أن تتزوج برسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ فأصابت بذلك خير الدنيا والآخرة ” ..
6. Tukeran CV.
Setelah kenalan, tukeran CV atau biodata lengkap.
Ya isinya tentang pengenalan diri kayak nama, ttl, pendidikan, pekerjaan, visi misi hidup, nilai-nilai yang dipegang, dan harapan di masa depan.
Dari sini, kalian bisa lihat apakah punya tujuan yang sama.
7. Makin Mantep? Lanjut Nazor.
Kalau dari CV udah cocok 90%, saatnya lanjut ke nazor, yaitu pertemuan langsung untuk melihat dan mengenal lebih dalam dengan ditemani mahram si wanita. Nazor dalam proses pernikahan adalah perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمْ الْمَرْأَةَ ، فَإِنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى مَا يَدْعُوهُ إِلَى نِكَاحِهَا ، فَلْيَفْعَلْ
“Jika salah seorang dari kalian meminang seorang wanita, maka apabila dia bisa melihatnya hingga memiliki hasrat untuk menikahinya, maka hendaknya dia melakukannya”. (HR. Abu Daud)
Di sini, kalian bisa ngobrol lebih serius tentang masa depan dan memastikan kecocokan.
Tapi, ingat ya.. jangan cuma hobi nazor tapi ngga pernah mau serius, kasihan akhwatnya. Makanya para ulama berfatwa bahwa nazor itu dilakukan setelah hati ada kecondongan ingin lanjut ke pernikahan. Sebagaimana keterangan dari Fatawa Islam Sual wal Jawab,
ولا يسوغ إلا بأربعة شروط :
الأول العزم على النكاح ، والثاني عدم الخلوة ، والثالث أمن الفتنة والرابع ألا يزيد على القدر المشروع وهو النظر
إلى ما يظهر منها غالباً وهو ما تكشفه لأبيها وأخيها ونحوهما
“Nazor tidak dibolehkan dilakukan kecuali dengan empat syarat:
- Niat yang kuat untuk menikah.
- Tidak berdua-duaan (khalwat).
- Aman dari fitnah.
- Tidak melebihi batas yang diizinkan, yaitu melihat apa yang biasanya tampak darinya, seperti yang biasa ia perlihatkan kepada ayahnya, saudara laki-lakinya, dan yang semisal dengan mereka.” (Fatwa no. 5503. Islamqa.info)
8. Cocok Setelah Nazor? Jangan Lama-lama, segera halalin!
Kalau setelah nazor kalian merasa cocok, jangan kelamaan. Langsung aja halalin.
Proses yang terlalu lama bisa membawa fitnah dan godaan.
Jadi, kalau udah yakin, gas buat nikah dan bangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Wallahumuwaffiq.
You brother: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com