Bismillah…
Kita akan mencoba menggali motivasi tentang imajinasi sebagai kunci kesuksesan dari hadis ‘Aisyah -radhiyallahu’anha- di bawah ini. Ibunda ‘Aisyah yang menceritakan,
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ أَوْ خَيْبَرَ وَفِي سَهْوَتِهَا سِتْرٌ فَهَبَّتْ رِيحٌ فَكَشَفَتْ نَاحِيَةَ السِّتْرِ عَنْ بَنَاتٍ لِعَائِشَةَ لُعَبٍ فَقَالَ مَا هَذَا يَا عَائِشَةُ قَالَتْ بَنَاتِي وَرَأَى بَيْنَهُنَّ فَرَسًا لَهُ جَنَاحَانِ مِنْ رِقَاعٍ فَقَالَ مَا هَذَا الَّذِي أَرَى وَسْطَهُنَّ قَالَتْ فَرَسٌ قَالَ وَمَا هَذَا الَّذِي عَلَيْهِ قَالَتْ جَنَاحَانِ قَالَ فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ قَالَتْ أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ قَالَتْ فَضَحِكَ حَتَّى رَأَيْتُ نَوَاجِذَهُ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tiba dari perang Tabuk atau Khaibar, sementara kamar ‘Aisyah ditutup dengan satir. Ketika ada angin yang bertiup, satir itu tersingkap hingga boneka-bonekaan ‘Aisyah terlihat. Beliau lalu bertanya, “Hai ‘Aisyah, ini apa?” ‘
“Anak-anakku.” Jawab ‘Aisyah.
Lalu beliau juga melihat patung kuda yang mempunyai dua sayap. Beliau bertanya, “Lalu suatu yang aku lihat di tengah-tengah boneka ini apa?”
‘Aisyah menjawab, “Boneka Kuda.”
Beliau bertanya lagi, “Lalu yang ada di bagian atasnya ini apa?”
‘Aisyah menjawab, “Dua sayap.”
Beliau bertanya lagi, “Kuda mempunyai dua sayap!” ‘
Aisyah menjawab, “Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?”
‘Aisyah berkata, “Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya.”
Pelajaran dari Hadis:
Orang yang paling sukses di dunia ini adalah Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. Mereka mencapai kesuksesan yang luar biasa bukan karena harta yang melimpah atau kekuasaan yang besar, tetapi karena keteguhan iman, akhlak mulia, dan dedikasi mereka dalam menyebarkan kebaikan dan kebenaran.
Rasulullah ﷺ adalah teladan utama dalam segala aspek kehidupan. Kejujuran, kesabaran, kasih sayang, dan keberanian beliau membuatnya dicintai oleh Allah dan dihormati oleh manusia. Rasulullah ﷺ berhasil mengubah masyarakat yang penuh dengan kebodohan dan kekerasan menjadi umat yang beradab dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang benar.
Diantara karakter yang baik yang tertanam dalam kepribadian para sahabat adalah kecerdasan imajinasi, sehingga membuat mereka sebagai pribadi yang kreatif, inovatif dan berkemampuan problem solving saat dihadapkan dengan masalah-masalah kehidupan. Sebagai contohnya adalah, hadis yang disebutkan di atas, menceritakan tentang bagaimana cerdasnya Ibunda ‘Aisyah sebagai istri Nabi -shallallahu’alaihi wa alihi wa sallam-. Kecerdasan imajinatif tersebut tampak dalam percakapan Nabi dengan ‘Aisyah sepulang dari perang Tabuk atau Khaibar. Bayangkan, sesibuk-sibuknya Nabi, beliau meluangkan waktu untuk ngobrol dengan anak-anak, saat itu Nabi baru pulang dari perang Tabuk atau Khaibar, baru saja berhadapan dengan musuh yang besar, bertaruh nyawa, pulang-pulang masih menyempatkan ngobrol dan bercanda dengan ‘Aisyah yang saat itu masih anak-anak.
Jadi Rasulullah melihat ada benda yang unik di antara boneka-boneka mainan ‘Aisyah, yaitu boneka kuda yang memiliki dua sayap. Nabi heran dengan boneka kuda bersayap itu, hingga membuat beliau bertanya,
“Memangnya kuda punya sayap?”
Aisyah dengan kecerdasannya menjawab, “Tidakkah anda pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman punya kuda yang banyak sayapnya?”
Rasulpun tertawa mendengar jawaban si kecil Aisyah sebagai tanda setuju dengan jawaban cemerlang tersebut.
Inilah imajinasi berfikir.
Yaitu dijelaskan oleh para ahli sebagai kemampuan untuk menciptakan gambaran atau konsep yang tidak ada dalam realitas, tetapi yang dapat menjadi dasar bagi penemuan dan inovasi (Wallace, 1985). Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.
Keterampilan imajinasi digunakan untuk berbagai tujuan hidup, seperti:
- Memecahkan masalah. Kita bisa membayangkan berbagai solusi untuk masalah yang kita hadapi.
- Menciptakan sesuatu. Imajinasi adalah dasar dari kreativitas, baik dalam seni, ilmu pengetahuan, maupun teknologi.
- Berempati. Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan orang lain dalam situasi tertentu (Makarim, 2023. halodoc).
Dalam cerita percakapan Nabi dengan Aisyah tentang kuda yang bersayap di atas, menunjukkan sikap imajinatif yang kreatif dan cerdas ketika ia menjawab pertanyaan Rasulullah tentang boneka kudanya yang memiliki sayap, karena Nabi Sulaiman punya kuda yang bersayap. Berikut adalah contoh aplikasi dari sikap Aisyah dalam konteks keterampilan imajinasi:
- Memecahkan Masalah. Aisyah menggunakan imajinasinya untuk memberikan penjelasan yang kreatif ketika Rasulullah mempertanyakan keunikan bonekanya. Dengan cepat, Aisyah memikirkan cerita tentang Nabi Sulaiman yang memiliki kuda bersayap, sebuah jawaban yang tidak hanya memecahkan pertanyaan Rasulullah tetapi juga memberikan penjelasan yang masuk akal dalam konteks imajinasinya.
- Menciptakan Sesuatu. Imajinasi Aisyah memungkinkan dia untuk menciptakan dunia kecil di mana kuda bisa memiliki sayap. Ini menunjukkan bahwa Aisyah memiliki kreativitas yang tinggi, dan bahwa imajinasi dapat digunakan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dalam kehidupan nyata, ini bisa diterapkan dalam seni, penulisan, atau inovasi teknologi di mana ide-ide baru dan orisinal sangat berharga.
- Berempati. Meskipun tidak langsung terlihat dalam cerita, sikap imajinatif Aisyah juga mencerminkan kemampuan untuk memahami dan memproses cerita-cerita yang lebih besar, seperti kisah Nabi Sulaiman. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan ini bisa diterapkan untuk membayangkan situasi orang lain dan merespon dengan empati yang lebih dalam.
Maka jadilah muslim yang imajinatif…
Waffaqokumullah.
Referensi:
Al-‘Ajin, Ali bin Ibrahum (2021), Al-Arba’un At-Tatwiriyyah; 40 Haditsan fi Tatwir Az-Dzat wa Asbab An-Najah. Naqatech.
Halodoc.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com