Raudhah dalam bahasa Arab berarti Raudhah di masjid Nabawi adalah area antara rumah Aisyah -radhiyallahu taman. anha- dan mimbar Nabi. Area dengan dengan ukuran 22 m x 15 m ini bisa dikenali dengan karpet berwarna hijau. Ukurannya saat ini tidak seperti ukuran Raudhah di zaman Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, karena telah dibangun tembok segi tiga di sebelah barat makam.
Di Raudhah ini terdapat 8 tiang yang dikenal dengan usthuwanah;
1. Usthuwanah Mukhallaqah, tempat tiang yang diberi minyak wangi oleh salah seorang shahabat setelah ia membersihkan lendir yang menempel.
2. Usthuwanah Aisyah, tempat tiang yang ditunjukkan oleh Aisyah bahwa tempat itu sering dipakai Nabi untuk shalat.
3. Usthuwanah Haras, tempat shahabat menjaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam- sampai turun ayat, “Dan Allah akan menjagamu dari [kejahatan] manusia.” (QS. Al- Maidah: 67)
4. Usthuwanah Sarir, tempat i’tikaf Nabi.
5. Usthuwanah Wufud, tempat Nabi menerima utusan.
6. Usthuwanah Taubah, tempat tiang yang dipakai Abu Lubabah untuk mengikat dirinya karena suatu dosa hingga Allah menerima taubatnya.
7. Usthuwanah Murabba’atul Qabr, tiang sudut kamar Aisyah.
8. Usthuwanah Tahajjud, tempat tahajjudnya Nabi.
Pelajaran
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga, dan mimbarku akan diletakkan di telagaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ya, karena para shahabat menuntut ilmu di madrasah ini yang merupakan salah satu taman surga. Ketaatan yang dilakukan di tempat ini pula akan mengantarkan pelakunya menuju surga. Raudhah ini nantinya akan diangkat oleh Allah ke surga.
Dianjurkan untuk shalat sunnah di area ini dengan syarat tidak menyakiti orang lain. Adapun dalam shalat berjamaah. maka shaf awal tetap yang lebih utama meski tidak di area ini,
Keberadaan di Raudhah mengingatkan. kita pada proses belajar-mengajar. bersama sang guru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam- yang telaten membacakan ayat, mensucikan jiwa, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada para shahabatnya, dalam tataran teori maupun praktek.
Referensi:
Ketika Tanah Suci Berbicara (1435H). Indonesian Community Care Center. Penerbit Maktabah An-Nashim: Riyadh – Saudi Arabia.
Editor : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com