Bismillah…
Dari Abu Sa’id bin Al-Ma’alla -radhiyallahu’anhu-, beliau menceritakan,
كُنْتُ أُصَلِّي فَدَعَانِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ أُجِبْهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي قَالَ أَلَمْ يَقُلْ اللَّهُ { اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ } ثُمَّ قَالَ أَلَا أُعَلِّمُكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِي الْقُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ الْمَسْجِدِ فَأَخَذَ بِيَدِي فَلَمَّا أَرَدْنَا أَنْ نَخْرُجَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ قُلْتَ لَأُعَلِّمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ هِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُوتِيتُهُ
“Suatu ketika aku sedang shalat, tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilku namun aku tidak menjawab panggilannya. Seusai shalat, aku berkata kepada beliau, ” Ya Rasulullah, sesungguhnya tadi aku sedang shalat.”
Beliau menjawab, “Bukankah Allah telah berfirman:
{ اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ }
“Penuhilah panggilan Allah dan panggilan Rasul-Nya bila ia mengajak kalian..'”
Kemudian beliau bersabda, “Maukah kamu aku ajari satu surat yang paling agung yang terdapat dalam Al Qur`an sebelum kamu keluar dari Masjid?”
Lalu beliau memegang tanganku, dan ketika kami hendak keluar, aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda telah berkata, ‘Sungguh, aku akan mengajarkan padamu suatu surat yang paling agung dari Al Qur`an.'”
Beliau pun bersabda, “Yaitu: ‘AL HAMDULILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN..’ surat itu disebut sebagai As Sab’u Al Matsaanii dan Al Qur`an yang agung yang telah diberikan kepadaku.” (HR. Bukhari)
Pelajaran dari hadis:
- Diantara sifat pendidik yang sukses adalah yang bisa memancing rasa ingin tahu muridnya. Seperti yang dilakukan oleh Rasul kepada Ibnul Mu’alla, beliau tidak langsung menyampaikan ilmu yang dimaksud. Beliau mengkondisikan Ibnul Mu’alla agar terpancing untuk ingin tahu.
- Rasa ingin tahu adalah pembuka hati untuk dimasuki oleh ilmu.
- Pendidik yang baik yang bisa bersikap rendah hati kepada muridnya. Dengan memberikan perhatian, kelembutan dan membangun kedekatan dengan murid. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah menggandeng tangan Ibnul Mu’alla.
- Diantara metode mengajar yang baik adalah guru menguji muridnya apakah telah siap menerima ilmu ataukah belum, apakah ia telah antusias menerima ilmu ataukah belum. Karena kesiapan dan antusias bukti bahwa sang murid sudah terbuka dan siap menerima ilmu. Di sini Nabi lakukan dengan cara, Nabi membiarkan Ibnul Mu’alla yang bertanya, sebelum Nabi menyampaikan ilmu.
Referensi:
As-Shuri, Yusuf Khotir Hasan. Asaalib Ar-Rasul fi Ad-Da’wah wat tarbiyah (Hal. 38). Shunduq At-Kakaful.
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com