Islam menjadikan kebermanfaatan seorang kepada kehidupan sebagai indikator kualitas agama seorang. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia adalah orang paling bermanfaat bagi orang lain. (HR. Ibn Hibban No: 2/48)
Dan yang paling bermanfaat hidupnya, dialah yang paling dicintai oleh Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam:
أحَبُّ النَّاسِ إلى اللهِ أنفَعُهم للنَّاسِ
Orang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain. (HR. at-Tabarani)
Iya, akal budi atau nurani kita pun mengiyakan, bahwa sejatinya hakikat dari hidup itu adalah kebermanfaatan seorang kepada seorang. Olehkarenanya sebuah pepatah Jawa yang mengatakan:
Urip Iku Urup
Hidup itu menerangi….
Orang yang hidup namun tak memberi manfaat kepada orang lain, seakan ia hanyalah jasad yang berjalan di atas tanah tanpa ruh. Ya.. seperti orang yang sudah mati walaupun masih bernafas di muka bumi.
Pertanyaannya, apa ukuran seorang dikatakan sebagai orang yang bermanfaat?
Memberi manfaat kepada kehidupan tentu bermacam-macam jenis dan caranya, dan bertingkat-tingkat. Setiap manusia dapat memberikan manfaat kepada orang lain sesuai keahlian yang Allah karuniakan padanya. Ada yang diberi kekayaan, silahkan menjadi insan yang bermanfaat dengan kekayaannya. Ada yang diberi ilmu, silahkan menjadi insan yang bermanfaat dengan ilmunya. Ada yang diberi jabatan, silahkan menjadi insan yang bermanfaat dengan jabatannya.
Namun, dari berbagai macam cara memberi manfaat kepada kehidupan, ada satu cara yang itu paling mulia. Cara itu adalah dijelaskan pada ayat
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kalian) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Ali ‘Imran: 110)
Pada ayat ini dijelaskan ciri orang terbaik:
1. Beramar ma’ruf nahi mungkar.
2. Beriman kepada Allah.
Artinya, orang yang memiliki dua sifat inilah yang menjadi orang yang paling bermanfaat untuk kehidupan manusia. Sehingga dialah orang yang terbaik.
Semua orang bisa berandil menjadi insan bermanfaat. Dan semua orang berpeluang menjadi insan terbaik. Namun besar kemuliaannya bergantung pada kadar manfaat yang dia berikan. Berbagi manfaat kepada manusia, dengan mengenalkan mereka kepada Allah yang mulia, serta mengajak mereka mengingat akhirat, tentu adalah manfaat terbesar yang pernah disebarkan di muka bumi.
Ayat menjadi saksi dan bukti, bahwa memberi manfaat dengan iman dan amar ma’ruf nahi mungkar adalah cara yang paling mulia dan paling memberikan manfaat pada kehidupan manusia.
Sekian…
Makkah Al-Mukarramah, 13 Jumadas Tsani 1444 H
___
Catatan hikmah dari kajian Kitab “Tatriz Riyadussholihin” karya Faishol bin Abdulaziz Alu Mubarok. Dibedah oleh Syaikh Prof. Abdurrazaq Al-Badr dalam kajian ba’da subuh di masjid Nabawi.
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com