Arafah merupakan padang yang luas nan datar yang terletak ± 21 km dari kota Mekkah, panjang dan lebarnya masing- masing ± 2 km. Padang ini dikelilingi oleh bukit-bukit batu yang membentang bagai busur panah dari arah utara ke selatan. Di arah selatan bentangan bukit- bukit batu itu ada jalan penghubung antara kota Mekkah dan kota Thaif
Sebagian sumber menyebutkan nama “Arafah/Arafat diambil dari kata “to’aruf yang berarti saling mengenal, di mana dahulunya tempat ini adalah tempat bertemunya kembali Nabi Adam dan Hawa. Adapula yang mengatakan bahwa Jibril-‘alaihissalam- mengajarkan Nabi Ibrahim tentang manasik haji di tempat ini, seusai mengajar Jibril bertanya, “Arafta?” (Apa Anda sudah tahu?)
Pelajaran dari Padang Arafah
Padang Arafat adalah tempat wuquf bagi jama’ah haji di hari ke 9 Dzulhijjah, setelah sebelumnya mabit (bermalam) di Mina. Wuquf di Arafah adalah salah satu rukun haji yang paling utama Di sini jamaah haji akan menunaikan shalat Dhuhur dan Ashar dengan jamak dan qashar di waktu Dhuhur. Sebelum shalat ada khutbah yang disampaikan kepada mereka, selanjutnya mereka berwuquf hingga matahari tenggelam.
Wuquf di Arafah mengingatkan kita tentang hari berkumpulnya semua makhluk di padang mahsyar, hari di mana setiap insan akan berdiri menanti gilirannya untuk dihisab, untuk mempertanggungjawabkan semua yang telah dilakukannya semasa hidupnya di dunia. Karenanya, di padang Arafah ini dianjurkan untuk banyak berdzikir, beristrigfar, berdoa, dan merintih di hadapan Allah, karena manusia sama sekali tidak tahu bagaimana akhir kehidupannya.
Allah berfirman,
يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِىٌّ وَسَعِيدٌ
“Ketika hari itu datang, tidak seorangpun yang berbicara, kecuali dengan seizinNya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada pula yang bahagia.” (QS. Hud: 105)
Referensi:
Ketika Tanah Suci Berbicara (1435H). Indonesian Community Care Center. Penerbit Maktabah An-Nashim: Riyadh – Saudi Arabia.
Editor : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com