Di kalangan para ulama, ada dua pendapat tentang ayat-ayat pertama yang turun di dalam Al-Quran:
- Ada yang berpandangan bahwa yang pertama turun adalah surat Al-Muddatsir, pendapat ini dipegang oleh sahabat Jabir bin Abdillah.
- Pendapat kedua menyatakan bahwa yang pertama turun adalah surat Al-’Alaq ayat 1-5, pendapat ini dipegang oleh ibunda Aisyah dan mayoritas ulama. Sebagaimana keterangan dari Ibunda Aisyah radhiallahu’anha, beliau menyebutkan:
أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ } اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
“Awal turunnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dimulai dengan ar ru’ya ash shadiqah (mimpi yang benar dalam tidur). Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi rasa ingin untuk menyendiri. Nabi pun memilih gua Hira dan ber-tahannuts. Yaitu ibadah di malam hari dalam beberapa waktu. Kemudian beliau kembali kepada keluarganya untuk mempersiapkan bekal untuk ber-tahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hira.
Malaikat Jibril datang dan berkata: “Bacalah!”
Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!”
Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”.
Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!”.
Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”.
Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)” (HR. Bukhari no. 6982, Muslim no. 160)
Hadis di atas menunjukkan bahwa pendapat yang menyatakan bahwa Al-Alaq 1-5 merupakan ayat yang pertama turun di dalam Al-Quran adalah pendapat yang lebih kuat. Karena beberapa alasan berikut:
- Jawaban Nabi terhadap perintah Jibril untuk membaca,”Ana tidak bisa membaca.” menunjukkan bahwa beliau -shallallahu’alaihi wa sallam- belum pernah dibacakan wahyu sebelum surat Al-Alaq.
- Surat Al-Alaq berisi tentang perintah membaca. Dan surat Al-Muddasstir berisi tentang perintah berdakwah memberi peringatan. Secara urutan yang ideal, perintah membaca lebih dahulu daripada perintah memberi peringatan. Karena untuk dapat memberi peringatan, seorang membaca untuk dirinya terlebih dahulu, memperingatkan dirinya terlebih dahulu.
- Keterangan ‘Aisyah tentang Al-’Alaq sebagai ayat yang pertama turun, bersumber dari kabar Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- tentang pengalaman beliau di saat menerima wahyu. Sementara keterangan dari sahabat Jabir bin Abdillah bersumber dari pernyataan sahabat Jabir sendiri.
- Pada hadis Jabir terdapat keterangan bahwa Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- telah mendapatkan wahyu sebelumnya. Yaitu sabda Rasulullah
فرفعت رأسي فإذا الملك الذي جاءني بحراء
“Aku tengadahkan kepala ternyata ada malaikat yang pernah mendatangiku di gua Hira.” (Sumber penjelasan ini adalah pernyataan Ibnul Qoyyim di dalam kitab Zadul Ma’ad).
Di saat kita meyakini bahwa ayat pertama yang turun dalam Al quran adalah pembukaan surat Al-‘Alaq ayat 1-5 yang berisi pesan tentang membaca, ini memberikan pelajaran kepada kita tentang:
a. Pentingnya membaca, sampai menjadi pesan pertama dalam Al quran.
b. Seorang muslim musti cinta membaca.
c. Seorang muslim musti senang belajar, karena membaca adalah salahsatu proses beajar.
d. Seorang muslim musti selalu haus ilmu.
e. Ilmu adalah pembuka segala hal.
Wallahua’lam bis showab.
Referensi:
Ibnul Qoyyim, Muhammad bin Abi Bakr. Zadul Ma’ad fi Hadyi Khoiril ‘Ibad. Diakses dari https://www.islamweb.net/ar/fatwa/145043/%D8… pada 25 Mei 2023.
Al-Jami’ah Al-Alamiyyah Al-Madinah/Al-Madina Internasional University (2009). Madkhol ila ‘Ulum Al-Qur’an.
Sawo Kampoeng Santri, 05 Dzulqo’dah 1444H
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com