Baca Part 1 Ciri Orang yang Hidup Bahagia di sini.
Keempat, selalu kembali kepada Allah, terbuka menerima perintah dan laranganNya serta merasakan senang dengan melakukan ibadah.
Karena taat kepada Allah dan ibadah kepadaNya, adalah istirahatnya hati, kesenangan jiwa, penyejuk pandangan dan kebahagiaan didalam dada. Ibnul Qoyyim -rahimahullah-
mengatakan, “Tak ada sesuatu apapun yang dapat melapangkan hati melebihi kesadaran untuk selalu kepada Allah, menerima perintah dan larangan Allah dan bernikmat-nikmat dengan ibadah. Hingga ada yang sampai mengatakan, “Jika aku di surga merasakan keadaan seperti itu, itu artinya aku berada dalam hidup yang baik.”
Sholat misalnya, betapa sejuk hati dibuatnya. Betapa , betapa tenang pikiran olehnya. Dan betapa hening hati orang beriman karenanya. Sampai Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda,
يا بلال أقم فأرحنا بالصلاة
“Berdirilah ya Bilal, lantunkan iqomat, istirahatkan kami dengan sholat.” (HR. Abu Dawud (4986), dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Dalam hadis yang lain disebutkan,
جعلت قرة عيني في الصلاة
“Penyejuk hatiku dijadikan ada pada shalat.” (HR. An-Nasai (3939), dinilai Shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Kelima, merutinkan dzikir.
Karena rutin berdzikir mengingat Allah subahanah adalah sebab yang paling berpengaruh untuk meraih ketentraman hati, kelapangan jiwa dan hilangnya kesedihan dan kegelisahan. Bahkan musibah tidak akan hilang kecuali dengan berdzikir mengingat Allah, serta jujur dalam bergantung kepadaNya. Allah ta’ala berfirman,
، الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ro’d: 28).
Maka berdzikir adalah penyejuk hati orang yang senang berdzikir, dapat mengistirahatkan pikiran, mengandng pahala yang besar dan berlipat-lipat yang nanti akan dipanen di hari kiamat. Selain itu, berdzikir juga mengandung berbagai manfaat untuk hamba itu sendiri, di dunia maupun akhirat. Bahkan seluruh kebaikan, kebahagiaan, ketentraman dan ketenangan hati di dunia dan akhirat, hanya
Keenam, berbuat baik/ihsan kepada sesama.
Allah ta’ala memerintahkan
، وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Berbuat ihsan kepada sesama makhluk dapat dilakukan dengan berbagai bentuk Tindakan konkrit maupun abstrak. Bisa dengan kedudukan, harta, musyawarah atau dengan berbagai cara memberikan empati kepada sesama. Seorang yang beruat ihsan kepada sesama akan Allah ta’ala balas dengan kelapangan hati, dimudahkan urusan hidupnya serta akan mendapatkan kesuksesan saat ini maupun akan dating.
Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda,
من نفَّسَ عن مسلمٍ كُربةً مِن كُربِ الدُّنيا نفَّسَ اللَّهُ عنهُ كربةً مِن كُرَبِ يومِ القيامةِ ، ومن يسَّرَ على مُعسرٍ في الدُّنيا يسَّرَ اللَّهُ عليهِ في الدُّنيا والآخرةِ ، ومن سَترَ على مُسلمٍ في الدُّنيا سترَ اللَّهُ علَيهِ في الدُّنيا والآخرةِ ، واللَّهُ في عونِ العَبدِ ، ما كانَ العَبدُ في عونِ أخيهِ
“Siapa yang membantu suatu kesulitan dunia yang dialami oleh seorang mukmin, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kdiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim 2699).
Referensi:
- Al-Badr, Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al-Abbad (1444H). Ahadis Ishlah Al-Qulub. Dar Imam Muslim. Madinah – Saudi Arabiya.
Diterjemahkan Oleh: Ahmad Anshori
Artikel: RemajaIslam.com