Bismillah….
Masa muda adalah masa emas dalam kehidupan manusia. Buktinya :
Tidak ada satu pun Nabi yang diutus kecuali ketika mereka di usia muda. Sebagaimana keterangan dari ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
ما بعث اللهُ نبيًّا إلَّا وهو شابٌّ ، ولا أُوتيَ العلمَ عالمٌ إلَّا وهو شابٌّ
“Tidak ada satu pun nabi yang diutus kecuali ketika mereka masih muda. Dan tidaklah mereka diberi ilmu kecuali saat mereka masih muda..”
Demikian juga kisah 7 pemuda yang beriman kepada Allah dalam QS. Al-Kahfi. Mereka khawatir dengan agama dan aqidah mereka karena melihat orang-orang di lingkungan sekitar yang musyrikin. Kemudian mereka ‘uzlah (mengasingkan diri) di sebuah gua, lalu Allah selamatkan agama mereka.
Allah ‘azza wajalla menceritakan mereka di dalam Al Qur’an,
نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَٰهُمۡ هُدٗى
Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. (QS Al-Kahfi : 13)
Selain itu, kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis saat menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh masyarakat di negerinya. Hal itu dilakukan oleh nabi ketika masih muda.
Allah mengabadikan kisah Nabi Ibrahim ini di dalam Al-Qur’an yang akan dibaca dan direnungkan hingga hari kiamat,
قَالُواْ مَن فَعَلَ هَٰذَا بِـَٔالِهَتِنَآ إِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim.” (QA. Al-Anbiya’: 59)
قَالُواْ سَمِعۡنَا فَتٗى يَذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيمُ
Mereka (yang lain) berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya’: 60)
Mereka adalah teladan dalam mengukir sejarah yang baik di saat masih muda. Mereka adalah bukti betapa berharganya masa muda.
Maka jangan sia-siakan masa muda ini. Tinggalkanlah amal jariyah untuk masyarakat baik melalui dari sisi ilmu atau harta, apa saja yang kita mampu dan miliki.
Kebaikan-kebaikan di masa muda inilah yang akan menjadi nasib kita di masa tua nanti. Perjuangan kita memanfaatkan masa muda berupa menuntut ilmu. Sebaik-baik kesibukan di masa muda adalah menuntut ilmu. Imam Ahmad rahimahullah berkata,
“Tidak ada amalan ibadah yang lebih besar pahalanya daripada menuntut ilmu, jika niat penuntut ilmu itu ikhlas.”
Tidak ada ibadah sunnah yang bisa mengalahkan ibadah menuntut ilmu. Jadi, selain ibadah menuntut ilmu, seorang dapat mengisi masa mudanya dengan kebaikan-kebaikan seperti ibadah yang bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun ibadah yang mengandung nilai sosial. Kemudian ia akan menuai buahnya di masa yang akan datang. Namun bukan berarti orang-orang yang sudah tua tidak pantas untuk berhijrah. Tidak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan. Penyesalan tentang masa lalu menghasilkan pandangan yang positif maka kita akan memperbaiki di sisa umur kita. Taubat seseorang di masa tua menggugurkan dosa-dosa di masa lalu. Namun pemuda yang tidak mengisi dengan kebaikan, maka dia telah menyia-nyiakan fase ini. Keberkahan di masa muda akan sia-sia.
Sekian, semangat ya anak muda.
Waffaqokumullah…
**Tulisan di atas adalah pemaparan dari kitab “Min Washoyas Salaf Lis Syabaab” (Nasehat Para Salaf Untuk Para Pemuda), karya Syaikh Prof. Abdurrazaq Al Badr -hafidzohullah-, yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Anshori di kajian rutin malam Rabu (Maghrib – Selesai), di Masjid Abdurrahman bin Auf (Maba) Kasongan, Bantul, diselenggarakan oleh Serodja.
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com