Aisyah pernah bertanya kepada Nabi tentang doa yang sebaiknya diucapkan di malam Lailatul Qodar:
“Kalau aku tahu ada satu malam yang pasti adalah Lailatul Qadar, doa apa yang sebaiknya aku panjatkan?” Tanya ‘Aisyah.
Rasul -shallallahu’alaihi wa sallam- menjawab,
قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
“Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku–).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kenapa Doa Ini Spesial?
Gini, kata Al-‘Afwu (العفوّ) itu secara harfiah artinya menghapus. Dalam bahasa Arab, ada ungkapan عفت الرياح الآثار yang artinya “angin menghapus jejak.” Jadi, Al-‘Afwu itu bukan sekadar memaafkan, tapi benar-benar menghapus jejak kesalahan kita; kayak gak pernah ada. Keren banget, kan?
Dalam nama Allah Al-‘Afwu, ada penekanan betapa luasnya pemaafan-Nya. Mau dosa sebesar apapun, kalau kita sungguh-sungguh bertobat, Allah bisa hapus tanpa sisa.
Penjelasan:
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa ini secara khusus untuk dibaca pada malam yang penuh keberkahan, yaitu Lailatul Qadar; sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya doa ini.
Al-‘Afwu adalah memohon kepada Allah agar melewatkan dosa seseorang dan tidak menghukumnya atas kesalahan yang telah dilakukan (Lisanul Arob, 4/3019 & Al-Mufrodat, 339). Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan:
العفو، عفو اللَّه عز وجل عن خلقه، وقد يكون بعد العقوبة وقبلها، بخلاف الغفران، فإنه لا يكون معه عقوبة البتة
“Al-‘Afwu adalah pemaafan Allah kepada makhluk-Nya. Ia bisa terjadi baik setelah adanya hukuman maupun sebelumnya. Ini berbeda dengan maghfirah (ampunan), karena maghfirah berarti menghapus dosa sepenuhnya tanpa disertai hukuman sama sekali.” (Tafsir Al-Qurtubi 1/797)
Menurut Al-Qurthubi, Al-‘Afwu adalah ketika Allah menghapus dosa dan mungkin masih memberi hukuman atau tidak. Sementara maghfirah (ampunan) itu lebih tinggi lagi, karena Allah menghapus dosa tanpa ada hukuman sama sekali. Jadi, doa ini benar-benar meminta Allah untuk bukan hanya mengampuni, tapi juga menghapus kesalahan kita total.
Dalam kalimat “tuhibbul ‘afwa” (تحب العفو); Allah mencintai pemaafan—terdapat makna bahwa Allah mencintai nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta mencintai hamba-hamba-Nya yang berusaha beribadah kepada-Nya dengan memahami dan mengamalkan sifat-sifat tersebut. Allah juga mencintai jika hamba-hamba-Nya saling memaafkan dalam perkara yang dianjurkan untuk dimaafkan.
Permohonan pemaafan ini sangatlah penting, karena jika dosa-dosa seseorang dimaafkan dan ia tidak dihukum atasnya, maka ia akan terhindar dari berbagai kesulitan dan musibah yang mungkin diturunkan Allah akibat dosa-dosa tersebut. Sesungguhnya, dosa dan maksiat adalah salah satu sebab terbesar datangnya bencana dan hilangnya nikmat di dunia. Sedangkan di akhirat, pemaafan Allah akan membawa seseorang pada balasan terbaik berupa surga yang kekal.
Selain itu, dalam doa ini terdapat keutamaan dalam menyebut nama-nama Allah yang mulia sebelum mengajukan permohonan, karena hal ini merupakan bentuk tawassul (perantara) yang memiliki keutamaan besar dalam mendapatkan apa yang diharapkan dari Allah Ta’ala.
Referensi:
- Kalimtayeb. (n.d.). صَفَحَاتٌ مِنْ حَيَاةِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم. Kalimtayeb. https://kalemtayeb.com/safahat/item/3116
Ditulis oleh: Ahmad Anshori, Lc., M.Pd.
Artikel: Remajaislam.com