Bismillah…
Ada banyak perbedaan antara hadis qudsi, hadis dan Al Quran yang telah dirangkum oleh para ulama, berikut ini perbedaan-perbedaannya:
1. Adanya tantangan dari Allah untuk segenap manusia untuk menyusun ayat-ayat seperti ayat-ayat Al Quran, adapun Hadis Qudsi tidak ada tantangan ini.
Allah ta’ala berfirman,
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
“Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Isra’: 88)
2. Al Quran sampai kepada kita secara mutawatir, sehingga menghasilkan keyakinan yang pasti tidak sedikitpun keraguan (qoth’iyyus tsubut). Adapun hadis qudsi tidak seluruhnya sampai kepada kita secara mutawatir, namun ada yang shahih dan ada yang dho’if (dzonni as-tsubut).
3. Lafad dan makna Al Quran bersumber dari Allah, adapun Hadis Qudsi maknanya dari Allah berdasarkan kesepakatan seluruh ulama dan sumber lafadnya ada perdebatan, ada yang menyatakan dari Malaikat Jibril adan yang menyatakan dari Rasulullah.
4. Penyampaian Hadis Qudsi diawali dengan kalimat
قال رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فيما يرويه عن رَبِّه
“Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- menyampaikan sabda tentang pesan yang beliau riwayatkan dari Robbnya.
5. Al-Quran tidak boleh dibaca di saat junub, berbeda dengan Hadis Qudsi yang boleh dibaca saat junub.
6. Al-Quran tidak boleh dinukil secara makna, adapun Hadis Qudsi boleh.
7. Membaca lafad-lafad ayat Al-Quran bernilai ibadah, adapun Hadis Qudsi tidak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Siapa yang membaca 1 huruf dari Al-Qur’an, maka baginya 1 kebaikan. dan 1 kebaikan dilipatgandakan 10x lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR. At-Tirmidzi 2910, ia berkata: “hasan shahih gharib dari jalan ini”, dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no.3327)
8. Al-Quran tersusun dari ayat-ayat, lalu susunan ayat-ayatnya menjadi surat. Berbeda dengan Hadis Qudsi yang tidak saling berhubungan menjadi suatu ayat atau surat.
9. Saat memulai membaca Al-Quran disyariatkan membaca ta’awudz dan basmalah. Hadis Qudsi tidak.
10. Mengingkari Al Quran hukumnya kafir, adapun mengingkari Hadis Qudsi yang tidak sampai pada derajat mutawatir hukumnya tidak kafir.
11. Al-Quran ditulis dengan bentuk dan kaidah penulisan tersendiri, yaitu yang disebut dengan Rosmul Mushaf atau Rosm Al-“Utsmani, adapun Hadis Qudsi tidak.
12. Al-Quran ada jaminan dari Allah bahwa ia akan selalu terjaga keasliannya, adapun Hadis Qudsi tidak. Sebagaimana firman Allah ta’ala,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sungguh Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan Kamilah yang akan menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)
Referensi:
- Ad-Duror As-Saniyyah. Al-Mausu’ah Al-‘Aqodiyyah. Diakses dari https://dorar.net/aqeeda/1365/%D8.. pada 08/04/2024.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com