Kalau orang tua rindu akhirat itu hebat. Tapi, kalau anak muda yang masih masanya petakilan, jembalitan, ingin hidup bebas, suka-suka gue, masa depan masih jauh, stok umur katanya masih banyak, terus diia rindu akhirat, wah ini keren banget. Bukan hanya hebat tapi superrr hebat.
Berlebihan cinta kepada dunia, hati terikat dengannya dan berpura-pura lupa kepada negeri Akhirat adalah sebab paling berpengaruh terhadap hilangnya keberkahan hidup. Kalau berkah kehidupah sudah hilang, kira-kira bisa happy ga sobat remaja?
“Ya bisa sih, kalau sekedar haha haha hihi hihi.”
Iya in aja deh.. Tapi kan yang namanya bahagia bukan cuma ketawa ketiwi ga jelas.
Happy yang sebenarnya, yang sampai menyenangkan hati, memuaskan nurani, melapangkan jiwa, dan merehatkan pikiran, kagak mungkin bisa didapat tanpa ada keberkahan hidup.
Nah berkahnya hidup itu ya, didapat dengan taat kepada Tuhan, tidak lebay mencintai dunia lalu rindu surga Allah; negeri kebahagiaan yang abadi.
ِAllah ta’ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Siapa yang beramal sholih, laki-laki maupun perempuan dan dia beriman (kepada Allah dan hari akhir), maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri ganjaran kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97)
Tuh catat teman-teman, orang beriman dan beramal sholih, di dunia hidupnya bahagia, di akhirat juga bahagia. Bahagia di dunia karena Allah kasih dia hidup yang baik, bahagia di akhirat kafena Allah terima amal-amal sholihnya dan mendapatkan ganjaran yang lebih baik.
Sobat Remaja Islam yang budiman…
Salahsatu doa yang sering diucapkan oleh Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah doa meminta rindu dengan akhirat. Coba direnungkan bila perlu dihafal, atau minimal dibaca dalam doa-doa kamu juga boleh. Ini nih doanya:
اللهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِي اللهُمَّ أَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ، يَعْنِي فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، وَأَسْأَلُكَ كَلِمَةَ الْحُكْمِ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَأَسْأَلُكَ الْقَصْدَ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى، وَأَسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَبِيدُ وَأَسْأَلُكَ قُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ، وَأَسْأَلُكَ الرِّضَا بَعْدَ الْقَضَاءِ، وَأَسْأَلُكَ بَرَدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ، وَأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءٍ مُضِرَّةٍ وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ، اللهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ
Ya Allah dengan ilmu-Mu terhadap hal gaib dan kekuasaan-Mu atas makhluk, hidupkanlah aku selagi Engkau mengetahui bahwa hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa mati lebih baik bagiku.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu saat nampak atau saat tidak nampak. Aku memohon kalimat ikhlas saat ridha dan saat marah. Aku memohon kenikmatan tanpa habis dan kesenangan tanpa henti. Aku memohon keridhaan setelah adanya keputusan dari Engkau dan kenyamanan hidup setelah mati dan kelezatan memandang kepada wajah-Mu serta keridaan berjumpa dengan-Mu tanpa ada bahaya yang membahayakan dan tanpa fitnah yang menyesatkan.
Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami orang yang menyampaikan hidayah dan yang mendapatkan hidayah.” (HR. An-Nasai, hadis Ammar bin Yasir).
Inilah doa dari orang yang paling bahagia di jagad raya, hamba Allah yang paling rindu dengan akhirat, Muhammad -shallallahu’alaihi wa sallam-. Kita tiru yuk sobat doanya. Biar ketularan berkahnya dan happynya.
Di dalam doa ini dijelaskan tentang nikmat yang paling mebuat orang bahagia di dunia dan akhirat. Nikmat paaaling membahagiakan dan paaling nikmat di akhirat adalah bisa melihat Allah tanpa sedikitpun penghalang. Nikmat yang paaling nikmat di dunia adalah iman, cinta, takwa dan rindu kepada Allah ‘azza wa jalla.
Kenapa ya, makin rajin ibadah dan makin perhatian kepada perintah dan larangan Allah itu bikin hidup lebih bermakna?
Kali aja ada yang nanyain gitu kann…
Gini guys, karena ibadah itu adalah tujuan Tuhan mengadakan kita di dunia ini, lengkap denga segala fasilitas semesta ini. Agar menyembah hanya kepada Allah. Makanya kalau orang hidup jauh dari Allah, kagak peduli dengan akhirat, kagak peduli dengan aturan dan norma Islam, dia telah melenceng daru tujuan diciptakannya. Artinya menyimpang dari kodrat yang sudah digariskan oleh Tuhan. Maka jelas orang seperti itu tidak akan bahagia.
Allah ta’ala berfirman,
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٥﴾ وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾ مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ ﴿٥٧﴾ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Teruslah memberi nasehat, karena sesungguhnya nasehat itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. (55) Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (56) Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. (57) Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. Az-Dzariyat: 55-57).
Ada nasehat bagus banget guys dari Imam Ibnul Qoyyim -rahimahullah- tentang hubungan ibadah dengan kebahagian hidup, yang ujung-ujungnya sumber semua itu adalah rindu akhirat,
الله سبحانه وتعالى خلق الخلق لعبادته، الجامعة لمعرفته، والإنابة إليه، ومحبته، والإخلاص له، فبذكره تطمئن قلوبهم، وتسكن نفوسهم، وبرؤيته في الآخرة تَقَرُّ عيونهم، ويتم نعيمهم، فلا يعطيهم في الآخرة شيئًا هو أحب إليهم ولا أقرُّ لعيونهم ولا أنعم لقلوبهم من النظر إليه، وسماع كلامه منه بلا واسطة، ولم يُعطِهم في الدنيا شيئًا خيرًا لهم، ولا أحبَّ إليهم، ولا أقرَّ لعيونهم من الإيمان به، ومحبته، والشوقِ إلى لقائه، والأُنْسِ بقربه، والتنعُّم بذِكْره.
“Allah ta’ala menciptakan makhluk untuk beribadah kepadaNya, mengetahui tentang Tuhannya, kembali, cinta, ikhlas menyembah kepadaNya. Maka dengan mengingatnya hati mereka akan tenang, jiwa akan damai. Dan dengan melihatNya di akhirat mereka akan merasakan amat bahagia, menjadi sempurna nikmatNya kepada mereka. Tak ada nikmat di akhirat yang lebih manusia cintai dan lebih membahagiakan hati daripada nikmat diberi kesempatan melihat Tuhannya langsung. Saat itu mereka bisa mendengar langsung ucapan Tuhannya tanpa perantara. Berbanding lurus dengan nikmat-nikmat itu, tak ada nikmat di dunua yang lebih baik, lebih dicintai, lebih membahagiakan mereka daripada nikmat iman, cinta, rindu, kangen ingin selalu dekat kepadaNya, serta hati bersuka cita saat mengingatNya.”
Udah cukup segini dulu ya, saya jadi kebawa mellow ni baca sambil ngetik nasehat Ibnul Qoyyim ini.
Semoga kita bisa berjumpa di surga ya teman-teman dan dapat melihat Allah Tuhan yang maha mulia.
Aamiin…
Kampoeng Santri Jogja, 18 Rajab 1444 H
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com