Lanjutan dari tulisan Inspirasi dari Siroh Nabi: Manfaat Belajar Siroh (part 1)
Kelima, menambah iman.
Allah yang mengatakan bahwa mengenal RasulNya adalah penguat bagi iman. Di surat Al-Mukminun ayat 69 Allah mengatakan,
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنكِرُونَ
Ataukah mereka tidak mengenal rasul mereka, karena itu mereka memungkirinya?
Ini menunjukkan bahwa mengenali kehidupan Nabi, bagaimana petuah-petuahnya, akhlaknya, adabnya, dapat menumbuhkan iman bagi siapa yang belum beriman, dan dapat menambah iman bagi orang-orang yang sudah beriman, hingga menjadi mukmin yang sempurna imannya. Betapa banyak orang-orang non muslim menjadi muallaf karena membaca sejarah hidupnya Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-, karena tahu akhlaknya yang amat indah, adabnya yang sangat luhur, interaksinya kepada siapapun yang sangat terpuji.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam untuk Nabi kita Muhammad.
Ada sebuah riwayat dari Imam Ahmad, menceritakan sebuah kabar dari sahabat Anas bin Malik -radhiyallahu’anhu-
أنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَعْطَاهُ غَنَمًا بَيْنَ جَبَلَيْنِ فَأَتَى قَوْمَهُ فَقَالَ : يَا قَوْمِ أَسْلِمُوا فَإِنَّ مُحَمَّدًا يُعْطِي عَطَاءَ رَجُلٍ لَا يَخَافُ الْفَاقَةَ وَإِنْ كَانَ الرَّجُلُ لَيَجِيءُ إِلَيْهِ مَا يُرِيدُ إِلَّا الدُّنْيَا فَمَا يُمْسِي حَتَّى يَكُونَ دِينُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ الدُّنْيَا بِمَا فِيهَا.
“Ada seorang meminta sesuatu kepada Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-. Oleh Nabi ia diberi kambing-kambing beliau yang berada di lembah antara dua gunung. Orang itu kemudian mengabarkan kepada masyarakat di kampungnya, “Mari kita masuk Islam, karena sungguh Muhammad itu adalah seorang yang jika memberi tak takut miskin. Bila ada orang yang datang kepada beliau karena menginginkan dunia, maka tidaklah tiba sore hari melainkan dia berubah menjadi mencintai agamanya daripada dunia seisinya.”
Keenam, belajar siroh sebagai jalan untuk memahami ajaran Islam secara sempurna dan menyeluruh.
Karena isi dari kehidupan Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah pengamalan dan pendakwahan terhadap ajaran islam secara keseluruhanm baik pengamalan ajaran Islam berupa akidah (keyakinan), ibadah dan akhlak (moral dan etika). Inti dari keseluruhan ajaran Islam adalah akidahnya. Beliau membumikan akidah tauhid dengan penuh kesabaran dan perjuangan yang besar. Sejumlah tahun dari umur beliau, beliau habiskan untuk mendakwahkan akidah tauhid. Lalu datanglah ajaran islam berupa kewajiban-kewajiban ibadah dan hukumnya secara bertahap. Ini artinya mempelajari siroh Nabi itu adalah belajar akidah, belajar tentang proses penyusunan syariat dan terbentuk hukum syariat, belajar tentang kewajiban-kewajiban dalam hal ibadah seorang muslim, sekaligus belajar tentang pengamalan terhadap seluruh isi agama yang mulia ini, akidahnya, ibadahnya dan akhlaknya.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab -rahimahullah- berkata,
اعرف ما قصه أهل العلم من أخبار النبي صلى الله عليه وسلم وقومه وما جرى له معهم في مكة وما جرى له في المدينة ، واعرف ما قص العلماء عن أصحابه وأحوالهم وأعمالهم. لعلك أن تعرف الإسلام والكفر ؛ فإن الإسلام اليوم غريب وأكثر الناس لا يميز بينه وبين الكفر ، وذلك هو الهلاك الذي لا يرجى معه فلاح
“Pelajarilah kisah-kisah Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- yang disampaikan oleh para ahli (ulama). Pelajari apa yang beliau alami dari penduduk Makkah saat di Makkah, dan yang beliau alami dari penduduk Madinah saat di Madinah. Ketahuilah kisah-kisah para ulama tentang para sahabat Nabi, bagaiaman keadaan dan amalan mereka. Semoga dengan mempelajari hal-hal tersebut Anda menjadi tahu apa itu Islam apa itu Kekafiran. Islam hari ini berada di posisi terasing. Kebanyakan umatnya tak bisa membedakan secara baik antara Islam dengan kekufuran. Keadaan seperti itu adalah musibah yang tak ada harapan selamat.” (Mukhtashor As-Siroh hal. 21).
Ketujuh, dari siroh kita menjadi tahu metode dakwah yang benar, yaitu yang sesuai dengan metode dakwahnya Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-.
Sehingga para pendakwah adalah orang yang paling ditekankan mempelajari sirohnya Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam-. Allah ta’ala berfirman,
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي
Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah atas dasar ilmu. (QS. Yusuf: 108)
Berdakwah berdasarkan ilmu tak mungkin bisa dilakukan tanpa mengetahui petunjuk dan metodenya Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- dalam berdakwah. Siroh Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- mengandung pelajaran tentang bagaiamana berdakwah yang hikmah; tentang dari mana memulai dakwah, bagaimana cara menyampaikan pesan dakwah, tentang akhlak dan kelembutan Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- di dalam berinteraksi dengan masyarakat, serta hal-hal lainnya yang dapat mendukung dakwah.
Kedelapan, siroh Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah tanda diantara tanda-tanda kenabian benarnya ajaran yang beliau bawa.
Bahkan bisa disimpulkan, siroh Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah alasan terkuat untuk beriman kepada beliau.
Diantara cara mengetahui yang diajarkan Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah kebenaran. Dan mengetahui tentang kemana beliau mengajak masyarakat, bagaimana beliau berinteraksi dengan orang-orang, apa petunjuk-petunjuknya, bagaimana akhlaknya. Siapa saja yang belajar tentang sejarah hidupnya Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- dia akan menemukan kehidupan seorang manusia yang sempurna, dipenuhi kebaikan, moral, etika, kedermawanan, keberanian dan sifat-sifat sempurna lainnya, yang itu semua menjadi bukti bahwa beliau adalah benar-benar Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-. Hingga banyak musuh beliau yang menjadi saksi tentang keluhuran budi pekerti beliau -shallallahu’alaihi wa sallam-, baik sebelum diutus menjadi Nabi atau sebelum.
Kesembilan, dapat menemukan kebahagiaan yang hakiki dari mempelajari siroh Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-.
Bahkan bisa dikatakan kebahagiaan yang hakiki hanya dapat digapai dengan mengenali petunjuk Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-. Tak ada kebahagiaan kecuali dengan mengikuti ajaran beliau -shallallahu’alaihi wa sallam-.
Ibnul Qoyyim -rahimahullah- di dalam kitabnya berjudul “Zaadul Ma’ad” menerangkan,
ومن هاهنا تعلم اضطرار العباد فوقَ كل ضرورة إلى معرفة الرسول وما جاء به، وتصديقه فيما أخبر به، وطاعته فيما أمر، فإنه لا سبيل إلى السعادة والفلاح لا في الدنيا ولا في الآخرة إلا على أيدي الرسل – إلى أن قال – وإذا كانت سعادةُ العبد في الدارين معلقةً بهدي النبي صلى الله عليه وسلم ، فيجِب على كلَ من نصح نفسه وأحب نجاتها وسعادتها أن يعرف من هديه
وسيرته وشأنه مَا يَخْرُجُ به عن الجاهلين به ويدخل به في عِداد أتباعه وشِيعته وحِزبه
“Oleh karenanya mengetahui kehidupan Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- deserta ajaran yang beliau bawa, membenarkan semua kabar yang beliau sampaikan, mentaati perintahnya adalah kebutuhan darurat setiap hamba Allah. Karena tidak ada jalan yang mengantarkan kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali dengan membelajari kehidupan Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam-. Jika kebahagiaan dunia akhirat itu hanya dapat digapai dengan mengilmui petunjuk-petunjuk Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-, maka belajar ajaran yang beliau bawa dan kisah kehidupan beliau adalah kewajiban bagi setiap hamba Allah yang jujur kepada dirinya serta menginginkan keselamatan dan kebahagian. Sehingga menjadi orang yang mengikuti jalan
hidupnya golongannya Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam
Kesepuluh, kehidupan Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- adalah panduan kehidupan setiap muslim, bagi yang mencari kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Siroh Nabi sebagai pedoman-pedoman hidup yang dijadikan oleh Allah untuk menumbuh kembangkan RasulNya -shallallahu’alaihi wa sallam- yang mulia. Saat seorang mengabaikan pedoman hidup tersebut, dia pasti akan mendapatkan kesia-siaan.
Referensi:
- Al-Badr, Abdurrazaq. Min Fawaaid Dirosah As-Siroh An-Nabawiyyah. Diakses pada 16 Februari 2023 dari https://al-badr.net/muqolat/3071.
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com