Sebuah kalimat suci yang selalu kita panjatkan dalam doa kita untuk orangtua adalah Kama Robbayani Shoghiro “Sebagaimana mereka telah mendidikku di waktu kecil.”
Kalimat suci ini disebut di dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 24:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Rendahkan kepakan sayapmu dengan penuh kelembutan dan sayang saat berinteraksi denga orangtua. Lalu ucapkanlah: “Ya Tuhanku, kasihilah kedua orangtuaku, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil”.
Ada suatu pengetahuan yang menarik dari ayat yang mulia ini, yaitu di saat Allah mengkinayahkan bersikap rendah hati/tawadu’ kepada orang tua dengan burung yang merendahkan kepakan sayapnya. Mengapa sikap rendah hati/tawadu’ kepada orang tua dikinayahkan dengan burung yang merendahkan kepakan sayapnya?
Imam Al-Qoffal berusaha menjelaskannya: Sebabnya ada dua:
1. Di saat burung hendak mengajari anak-anaknya, maka ia akan merendahkan kepakan sayapnya.
Ini menunjukkan merendahkan kepakan sayap adalah kinayah baiknya pendidikan orantua kepada anak-anaknya. Pelajaran dari sini untuk Anda wahai para anak, sebagaimana dahulu orangtuamu berisikap sangat rendah hati di saat mendidik kalian ketika kalian masih kecil, maka sekarang giliran kalian yang harus bersikap rendah hati kepada orangtua.
2. Ketika burung hendak terbang, ia akan angkat kepakan sayapnya, lalu saat hendak turun, ia akan berhentikan kepakan sayapnya.
Sehingga ungkapan burung yang merendahkan kepakan sayapnya cocok digunakan sebagai kinayah sikap tawadu’/rendah hati (Tafsir Al-Wasith).
Kami tambahkan keterangan ketiga: kinayah ini mengandung pelajaran hendaknya anak amat mudah bersikap rendah hati kepada orangtuanya, sebagaimana burung yang sangat mudah mengendalikan sayapnya untuk berhenti mengepak. Dalam jenis bacaan lain yang bersumber dari sahabat Sa’id bin Jubair, Ibnu Abbas dan Urwah bin Zubair, Az-Dzull dibaca Az-Dzill. Az-Dzill maknanya,
دابة ذلول بينة الذل
Hewan yang sangat jinak dan penurut.
Makna ini memberikan pelajaran kepada para anak, untuk tidak susah bersikap rendah hati kepada orangtuanya, serta menampakkan sikap rendah hati yang terbaik melalui ucapan, pandangan mata dan tindakan. Sebagaimana sikap ini mampu ditampakkan oleh hewan yang sangat jinak kepada tuannya (Tafsir Al-Qurtubi).
Selain sikap rendah hati kepada orangtua, Allah perintahkan supaya menyertakan sikap rahmat, rahmat di sini maknanya: kelembutan dan kasihsayang. Makasudnya bersikaplah rendah hati kepada orangtua karena mengharap pahala dari Allah, bukan karena takut dimarahi orantua atau berharap dunia yang ada di tangan mereka, atau karena motiv lainnya yang dapat menyebabkan seorang tidak mendapat pahala dari ibadahnya.” (Tafsir As-Sa’di).
Bersikap santun kepada kedua orangtua diekspresikan dengan cara tidak memandang orangtua dengan pandangan tajam, tidak mengangkat suara di hadapan orangtua serta dengan segala tindakan yang mengekspresikan sikap tawadu’ kepada mereka (Tafsir Al-Wasith, Tafsir Ibnu Katsir).
Jogja, 10 Syawal 1444 H.
Penulis : Ahmad Anshori
Artikel : RemajaIslam.com