Kenapa harus memaksimalkan waktu muda untuk ketaatan? Selain karena kekuatan dan kecerdasan Rasulullah ﷺ menyampaikan kabar gembira berupa naungan di hari kiamat untuk setiap anak muda yang berusaha menjinakkan hawa nafsunya dan berusaha melazimkan ketaatan dalam dirinya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiallahuanhu Rasulullah ﷺ,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ يَومَ القِيَامَةِ في ظِلِّهِ، يَومَ لا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ في خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ في المَسْجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا في اللَّهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ إلى نَفْسِهَا، قالَ: إنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فأخْفَاهَا حتَّى لا تَعْلَمَ شِمَالُهُ ما صَنَعَتْ يَمِينُهُ
“Tujuh golongan yang akan Allah naungi di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, anak muda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seorang yang menangis dalam kesendirian karena mengingat Allah, seorang yang hatinya terkait dengan masjid, dua orang yang mencintai karena Allah, seorang yang digoda oleh perempuan cantik lagi berkedudukan akan tetapi ia berkata “sungguh aku takut kepada Allah”, dan seorang laki-laki yang bersedekah secara rahasia sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan tangan kanannya” [HR. Bukhari: 6806]
Kemuliaan apa lagi yang ingin engkau cari wahai anak muda melebihi kemuliaan dan keutamaan ini?
Rasulullah ﷺ bersabda,
لا تزولُ قدَما عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ : عن عُمرِهِ فيمَ أفناهُ ؟ وعن علمِهِ ماذا عمِلَ بهِ ؟ وعن مالِهِ مِن أينَ اكتسبَهُ ، وفيمَ أنفقَهُ ؟ وعن جسمِهِ فيمَ أبلاهُ ؟
“Tidak akan berpindah kedua kaki hamba sampai ia ditanya tentang empat perkara; tentang umurnya untuk apa ia gunakan, bagaimana ia mengamalkan ilmunya, bagaimana ia mendapatkan harta dan kemana ia infaqkan, dan bagaimana ia menggunakan fisiknya” [Shahih At-targhib wa at-tarhiib: 531]
Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullah taala menjelaskan bahwa dalam hadits ini Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa seseorang akan ditanya tentang kehidupannya dengan dua pertanyaan,
- Tentang kehidupannya secara keseluruhan
- Tentang masa mudanya secara khusus. Karena masa muda termasuk di dalam bagian dari kehidupannya. Bahkan ia akan ditanya tentang masa mudanya secara khusus. [1]
Maka sudah sepatutnya bagi para pemuda yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk memperhatikan bagaimana ia menggunakan masa mudanya. Karena ia akan bertemu dengan Allah pada hari kiamat untuk mempertanggung jawabkan masa mudanya. Hendaknya ia juga selalu merenungkan keadaan hari kiamat yang begitu mengerikan Allah taala berfirman,
يَومَ تَرَونَها تَذهَلُ كُلُّ مُرضِعَةٍ عَمّا أَرضَعَت وَتَضَعُ كُلُّ ذاتِ حَملٍ حَملَها وَتَرَى النّاسَ سُكارى وَما هُم بِسُكارى وَلكِنَّ عَذابَ اللَّهِ شَديدٌ
“(Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.” [QS. Al-Hajj: 2]
Di hari yang mengerikan itu, mereka tidak memiliki siapa-siapa. Seluruhnya datang kepada Allah dengan dirinya sendiri. Tidak ada orang tua, kerabat, saudara, ataupun teman yang akan membantunya. Allah ta’ala berfirman,
وَكُلُّهُم آتيهِ يَومَ القِيامَةِ فَردًا
“Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat“.[Maryam: 95]
Tidak ada yang bisa mereka mintai pertolongan di hari kiamat seluruhnya sibuk dengan urusannya masing-masing. Allah ta’ala berfirman,
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (34) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (35) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (36) لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
“Hari ketika seseorang lari dari saudaranya. Dari ibu dan bapaknya. Dari istri dan anak-anaknya. Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing.” [QS. Abasa: 34-36]
Setiap orang akan datang pada hari kiamat dengan membawa amalnya sendiri-sendiri. Yang berlaku baik maka ia akan memanen kebaikannya sedangkan kalau ia berlaku buruk, sungguh Allah tidak mendzalimi seorang pun Allah berfirman,
لِيَجزِيَ الَّذينَ أَساءوا بِما عَمِلوا وَيَجزِيَ الَّذينَ أَحسَنوا بِالحُسنَى
“Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Dia akan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” [QS. An-Najm: 31]
Allah subhanahu wa taala juga berfirman,
وَلا يَظلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
“Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun.” [Al-Kahf: 49]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah berkata,
“Balasan itu sudah sesuai dengan apa yang mereka kerjakan dan Allah tidaklah mendzalimi hamba-hambaNya sedikitpun”
______________________
[1] Al-Badr, A. B. (n.d.). Min Washaya As-Salaf Li As-Syabab. Riyadh: Maktabah Al-Itqan.