Wednesday, October 15, 2025
  • Rumaysho.com
  • Donasi Dakwah & Anak Asuh
  • Pondok Darus Sholihin
https://darushsholihin.com/6474-unit-pengumpulan-zakat-pondok-pesantren-darush-sholihin.html
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU
No Result
View All Result
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Menata Hati

Merendahkan Orang Lain, Menolak yang Benar

Ahmad Anshori oleh Ahmad Anshori
27/11/2023
in Menata Hati
0
162
SHARES
898
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pada tulisan sebelumnya, telah dibahas tentang bahaya sifat sombong. Selanjutnya kita berbicara tentang dua jenis kesombongan, bahwa sombong ada dua macam yaitu:

  1. Menolak kebenaran.
  2. Merendahkan orang lain.

Dua jenis sombong ini disampaikan oleh Nabi -shallallahu’alaihiwasallam- di dalam sabdanya:

Cek Artikel Lainnya

Menjawab Kebodohan dengan Kedamaian

Hakikat Tawakkal, Makna Pasrah kepada Allah

Rahasia Ketenangan Hidup dari Hadis Ibnu Abbas tentang Takdir

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ

“Sombong adalah menolak kebenaran merendahkan manusia.” (HR. Muslim)

Menolak kebenaran maksudnya tidak menerimanya, dan merasa lebih tinggi dari kebenaran yang disampaikan.  

Meremehkan orang maknanya penghinaan, perendahan kepada orang lain.

Syekh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah menerangkan dua model sombong yang disebutkan dalam hadis tersebut: 

وبهذا التفسير الجامع الَّذِي ذكره النَّبِيُّ يتضح هذا المعنى غاية الاتضاح؛ فإنه جعل الكبر نوعين: 

كبر النوع الأول: على الحق، وهو ردُّه وعدم قبوله. فكُلُّ مَن ردَّ الحقِّ؛ فإِنَّه مستكبر عنه بحسب ما ردَّ مِنَ الحقِّ . وذلك أنه فرض على العباد أن يخضعوا للحق الذي أرسل الله به رسله، وأنزل به كتبه.

فالمتكبرون عن الانقياد للرُّسُل بالكلية كُفَّارٌ مُخَلَّدُونَ فِي النَّارِ؛ فَإِنَّه جَاءَهم الحق على أيدي الرُّسُل مؤيَّدًا بالآيات والبراهين. فقام الكبر في قلوبهم مانعا، فرَدُّوه. قال تعالى: ﴿وإِنَّ الَّذِينَ يُجدِلُونَ فِي ايتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَيْنِ أَنَّهُمْ إِن في صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبَرُ مَا هُم بِلِغِيهِ ﴾ [غافر : ٥٦] 

وأمَّا المُتكبرون عن الانقياد لبعض الحقِّ الَّذِي يخالف رأيهم وهواهم: فهم – وإن لم يكونوا كُفَّارًا – فإنَّ معهم من موجبات العقاب بحسب ما معهم من الكير وما تأثرُوا به من الامتناع عن قبول الحَقِّ الَّذِي تبين لهم بعد مجيء الشَّرع به، ولهذا أجمع العلماء أنَّ من استبانت له سُنَّة رسول الله لم يحل له أن يعدل عنها تقول أحدٍ كائناً مِنَ النَّاسِ مَن كان.

وأما الكبر على الخلق وهو -النوع الثاني- فهو غمطهم واحتقارهم وذلك ناشئ عن عجب الإنسان بنفسه وتعاظمه عليه، فالعجب بالنفس يحمل على التكبر على الخلق واحتقارهم والاستهزاء بهم وتنقيصهم بقوله وفعله))

“Penafsiran Nabi tentang sombong ini amat sempurna, menjadikan pemahaman terhadap makna sombong menjadi sangat jelas. Beliau menjadikan kesombongan menjadi dua jenis:

Yang pertama, sikap arogansi terhadap kebenaran, yang mencakup penolakan alias tidak mau menerima.

Setiap orang yang menolak kebenaran, dia sedang bersikap sombong, kadar besar kecilnya kesombongam sesuai dengan kadar penolakannya terhadap kebenaran tersebut. Hal ini karena diharapkan dari setiap hamba untuk patuh terhadap kebenaran yang Allah sampaikan melalui rasul-Nya dan wahyu-Nya dalam kitab-kitab-Nya.

Mereka yang menunjukkan sikap sombong dengan menolak sepenuhnya ajaran  Rasul dianggap sebagai kafir yang akan menghuni Neraka selamanya. Meskipun kebenaran disampaikan kepada mereka melalui para Rasul dengan dukungan tanda-tanda dan bukti yang jelas, namun kesombongan muncul dalam hati mereka sebagai penghalang, sehingga mereka menolaknya. Allah ta’ala menyatakan,

وإِنَّ الَّذِينَ يُجدِلُونَ فِي ايتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَيْنِ أَنَّهُمْ إِن في صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبَرُ مَا هُم بِلِغِيهِ

 “Orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa otoritas, sesungguhnya di dalam dada mereka tidak lain hanyalah keangkuhan atas apa yang mereka berbakti.” (Ghafir: 56)

Adapun orang yang sombong dalam pada sebagian kebenaran, karena tidak sesuai dengan pandangan dan keinginannya, meskipun tidak sampai dihukumi kafir, mereka telah menerjang sebab-sebab datangnya hukuman Allah, yang sesuai dengan kadar kesombongan yang ada dan kadar penolakannya terhadap kebenaran yang telah jelas. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa bila hadis-hadis Rasulullah telah sampai pada siapapun dia, maka tidaklah halal baginya untuk beralih memilih pandangan yang lain sebagai pijakan.

Jenis kedua, sombong kepada makhluk.

Ini mencakup sikap merendahkan dan meremehkan makhluk tersebut. Sikap ini muncul karena seseorang merasa bangga (ujub) kepada dirinya dan menyombongkan diri. Sifat ujubnya seseorang akan tercermin dalam perilaku meremehkan dan mengolok-olok orang lain dengan kata-kata atau tindakan.

Dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad, ada riwayat dengan derajat sanad yang Hasan

قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا الشِّرْكُ قَدْ عَرَفْنَاهُ، فَمَا الْكِبْرُ ؟ هُوَ أَنْ يَكُونَ لأَحَدِنَا حُلَّةٌ يَلْبَسُهَا؟ قَالَ: «لا»، قِيلَ: «فَهُوَ أَنْ يَكُونَ لِأَحَدِنَا نَعْلَانِ حَسَنَتَانِ لَهُمَا شِرَاكَانِ حَسَنَانِ؟ قَالَ: «لا»، قَالَ: فَهُوَ أَنْ يَكُونَ لِأَحَدِنَا دَابَّةٌ يَرْكَبُهَا؟ قَالَ: «لا»، قَالَ: «فَهُوَ أَنْ يَكُونَ لِأَحَدِنَا أَصْحَابٌ يَجْلِسُونَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: «لا»، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا الْكِبْرُ؟» قَالَ: «سفَهُ الْحَقُّ، وَغَمْصُ النَّاسِ» .

Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah,

“Ya Rasulallah, tentang syirik kami telah mengetahui, namun tentang sombong, apa gerangan kesombongan itu? Apakah sombong itu seseorang yang mengenakan pakaian mewah? 

“Bukan itu.” Jawab Nabi.

Orang ini bertanya kembali, “Ataukah seorang yang memiliki sepatu yang bagus?”

Nabi menjawab, “Bukan..”

“Atau seorang yang memiliki hewan tunggangan?”

Nabi menjawab, “Bukan..”

“Ataukah seorang yang memiliki teman yang mendampingi?”

Nabi menjawab, “Bukan..”

Kemudian orang tersebut bertanya kembali, “Lantas apa yang dimaksud sombong itu?” 

Beliau menjelaskan, “Sombong adalah merendahkan kebenaran dan meremehkan orang lain.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sombong terdiri dari dua jenis:

Pertama, menolak kebenaran meskipun kebenaran telah sangat nyata tampaknya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits di Sahih Muslim:

«أَنَّ رَجُلًا عِندَ رَسُولِ اللهِ أَكَلَ بِشِمَالِهِ، فَقَالَ رسول الله : «كُلْ بِيَمِينِكَ، قَالَ: «لَا أَسْتَطِيعُ»، قَالَ النَّبِيُّ عليه الصلاة والسلام: «لَا اسْتَطَعْتَ، مَا مَنَعَهُ إِلَّا الْكِبْرُ، فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فيه

Ada seorang yang makan dengan tangan kirinya. Lalu mendapatkan teguran dari Rasulullah. Kemudian orang tersebut menjawab,”Aku tak bisa makan dengan tangan kanan.”

Rasulullah berkata, “Kalau begitu kamu benar-benar tidak akan mampu. Allah-lah yang menghalanginya.” (HR. Muslim)

Ini mencerminkan kesombongan, yang menjadi sumber ketidakmampuan untuk menerima kebenaran.

Kedua, keburukan dan dosa lahir dari kesombongan, membuat seseorang menolak kebenaran dan tidak mampu menerimanya. Banyak perbuatan yang muncul dari kesombongan, dan orang yang terjerumus ke dalamnya biasanya dikendalikan oleh kesombongan yang tumbuh dalam hatinya.

وفي قول النبي عليه الصلاة والسلام في الحديث المُتَقَدِّم: «لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبرٍ»، ما يدلُّ على أنَّ الكبر خصلة تقوم في القلب ثم من بعد ذلك تظهر على الجوارح آثارها، وآثارها كما تقدم تتلخص في رد الحق وغمط الناس؛ ازدراء لهم وتعاليا عليهم ورؤية نفسه فوقهم عاليا. 

Dalam hadits yang disebutkan di atas, Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- menyatakan, 

«لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبرٍ»

“Tidak akan masuk surga siapa pun yang dalam hatinya ada kesombongan seberat atom.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa kesombongan merupakan sifat yang tumbuh di dalam hati. Lalu akan tercermin dalam tindakan yang tampak, dengan sikap menolak kebenaran dan merendahkan masyarakat. Seseorang yang sombong meremehkan dan merendahkan orang lain, sambil memandang dirinya lebih baik dari mereka. 

Kemudian hukuman yang akan menimpa orang yang sombong, sejenis dengan kesombongannya. Karena hukuman akan sejenis dengan dosa yang dikerjakan. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Tirmidzi, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam menyatakan bahwa 

يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُورِ الرِّجَالِ، يَغْشَاهُمُ الذل مِنْ كُلِّ مَكَان

“Pada hari kiamat, orang-orang sombong akan dikumpulkan seperti atom dalam gambaran manusia, dan kehinaan akan menyelimuti mereka dari segala arah.” (HR. At-Tirmidzi).

 

Referensi:

Al-Badr, Abdurazzaq bin Abdulmuhsin, (1444H). Ahadits Ishlah Al-Qulub, Dar Imam Muslim, Madinah, Saudi Arabia.

 


Penterjemah: Ahmad Anshori

Copyright RemajaislamCom

Tags: dosa sombongjangan sombongsombong
Artikel Sebelumnya

Bahaya Sifat Sombong

Artikel Selanjutnya

Kiat Mengusir Sifat Sombong

Ahmad Anshori

Ahmad Anshori

Pembina di Rumaysho Academy bersama Ustadz Dr. Muhammad Abduh Tuasikal. Alumni Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia (S1) & Manajemen Pendidikan UNY (S2).

Related Posts

Physical Distancing, Bukan Social Distancing Saat Wabah Corona
Akhlaq Mulia

Menjawab Kebodohan dengan Kedamaian

oleh Ahmad Anshori
10/10/2025
doa anak shalih_remajaislam
Amalan

Hakikat Tawakkal, Makna Pasrah kepada Allah

oleh Ahmad Anshori
20/09/2025
Saat Terbaik Tadabbur Quran_remajaislam.com
Aqidah

Rahasia Ketenangan Hidup dari Hadis Ibnu Abbas tentang Takdir

oleh Ahmad Anshori
16/09/2025
ciri bahagia_remajaislam
Menata Hati

Makna dan Urgensi Al-Qalb al-Salīm (Hati yang Selamat) dalam Islam

oleh Ahmad Anshori
14/09/2025
Menata Hati

Dua Kondisi Tawakkal

oleh Ahmad Anshori
14/09/2025
Artikel Selanjutnya
Sombong_remajaislam

Kiat Mengusir Sifat Sombong

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Prove your humanity: 2   +   8   =  

  • 914.8k Followers
    The Instagram Access Token is expired, Go to the Customizer > JNews : Social, Like & View > Instagram Feed Setting, to refresh it.

Artikel Terbaru

Kiprah Generasi Millenial

Klik Dapat Cuan, Tapi Halalkah? Mengulik Hukum Affiliate Marketing Menurut Islam

14/10/2025
Mengusap Kerudung Saat Berwudhu?RemajaIslam.com

Bukan Cuma di Medan Perang, Kematian yang Juga Disebut Syahid

12/10/2025

Bahaya Fitnah (Bagian 1) Fitnah yang Memalingkan Manusia dari Ibadah

11/10/2025
Islam Mengalahkan Yahudi_remajaislam.com

Bolehkah Menyebut Korban Palestina Sebagai Syahid?

10/10/2025

Categories

  • Akhlaq Mulia
  • Amalan
  • Aqidah
  • Cinta
  • Dunia Islam
  • Fiqih Remaja
  • Hidayah Kamu
  • Iptek
  • Jalanku
  • Kajian Al Quran
  • Kajian Remaja
  • Kisah Teladan
  • Menata Hati
  • Mutiara Islam
  • Nasehat
  • Pojok Muslimah
  • Pra Nikah
  • Resensi
  • Tips
  • Uncategorized

Don't miss it

Kiprah Generasi Millenial
Fiqih Remaja

Klik Dapat Cuan, Tapi Halalkah? Mengulik Hukum Affiliate Marketing Menurut Islam

14/10/2025
Mengusap Kerudung Saat Berwudhu?RemajaIslam.com
Fiqih Remaja

Bukan Cuma di Medan Perang, Kematian yang Juga Disebut Syahid

12/10/2025
Jalanku

Bahaya Fitnah (Bagian 1) Fitnah yang Memalingkan Manusia dari Ibadah

11/10/2025
Islam Mengalahkan Yahudi_remajaislam.com
Aqidah

Bolehkah Menyebut Korban Palestina Sebagai Syahid?

10/10/2025
Berdakwahlah dan Jangan Menyerahkan Diri Kepada Kesalahan. Remajaislam.com
Jalanku

Senantiasa Ada Golongan yang Dijaga Allah

10/10/2025
Suasana Pemakaman Baqi', di Madinah
Dunia Islam

Memahami Tiga Jenis Syahid

10/10/2025

Membangun remaja islami menuju masyarakat madani yang sukses.

Kategori

  • Akhlaq Mulia
  • Amalan
  • Aqidah
  • Cinta
  • Dunia Islam
  • Fiqih Remaja
  • Hidayah Kamu
  • Iptek
  • Jalanku
  • Kajian Al Quran
  • Kajian Remaja
  • Kisah Teladan
  • Menata Hati
  • Mutiara Islam
  • Nasehat
  • Pojok Muslimah
  • Pra Nikah
  • Resensi
  • Tips
  • Uncategorized

Tag

akhlak nabi al quran amalan lailatul qadar amalan ramadhan anjuran menikah bakti orang tua cara shalat cinta fikih nikah fikih puasa haji i'tikaf ilmu istighfar kajian al quran kisah nabi kultwit lailatul qadar madinah makkah mengaji al quran menikah meninggalkan shalat menuntut ilmu Motivasi najis nikah pacaran pembatal puasa pemuda pernikahan persiapan nikah puasa Rasul sang pendidik sedekah Self development Self motivated Shalat sombong tafsir tanah suci taubat umrah ushul fikih zina

Artikel Terbaru

Kiprah Generasi Millenial

Klik Dapat Cuan, Tapi Halalkah? Mengulik Hukum Affiliate Marketing Menurut Islam

14/10/2025
Mengusap Kerudung Saat Berwudhu?RemajaIslam.com

Bukan Cuma di Medan Perang, Kematian yang Juga Disebut Syahid

12/10/2025

Bahaya Fitnah (Bagian 1) Fitnah yang Memalingkan Manusia dari Ibadah

11/10/2025

© 2019 Remajaislam - Remaja Islam Mau Mengenal Islam.

No Result
View All Result
  • Home
  • ISLAM DASAR
    • Aqidah
    • Jalanku
    • Fiqih Remaja
    • Menata Hati
    • Akhlaq Mulia
    • Pojok Muslimah
    • Kisah Teladan
    • Amalan
    • Nasehat
  • GAYA MUDA
    • Cinta
    • Pra Nikah
  • DUNIA MUDA
    • Tips
    • Iptek
    • Dunia Islam
    • Hidayah Kamu
    • Resensi
  • BUKU TAMU

© 2019 Remajaislam - Remaja Islam Mau Mengenal Islam.