Bismillah…
Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya berjudul Kapan Mengingkari Kesalahan dengan Tangan? dan Mengingkari Maksiat dengan Tangan
Pembahasan hadis dari Abu Sa’id Al-Khudri -radhiyallallahu’anhu-, beliau pernah mendengar Rasulullah -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطعْ فَبِقَلبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيْمَانِ
“Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya dia ubah dengan tangannya (kekuasaannya). Kalau dia tidak mampu hendaknya dia ubah dengan lisannya dan kalau dia tidak mampu hendaknya dia ingkari dengan hatinya. Dan inilah selemah–lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Ketiga, Mengingkari dengan Hati
Mengingkari dengan hati adalah tahapan ketiga dalam merespon kemungkaran atau dosa. Tahapan ini melibatkan amalan hati, ditempuh setelah seorang tidak mampu mengingkari kemungkaran dengan tangan dan lisannya. Mengingat cara ini adalah tahapan yang terakhir, para ulama menegaskan bahwa mengingkari kemungkaran dengan hati tidak akan pernah gugur dalam kondisi apapun.
Sebagaimana keterangan dari Ibnu An-Nuhas -rahimahullah-,
وأما الإنكار بالقلب -وهو كراهة المعصية وبغضها- فلا يسقط عن مكلف بوجه من الوجوه إذ لا عذر يمنع منه,
“Mengingkari kemungkaran dengan hati, yakni dengan membenci maksiat, ini tidak akan pernah gugur dari setiap mukallaf dalam keadaan apapun, karena tidak ada uzur yang bisa menghalangi mukallaf melakukan ini.”
Lalu beliau menukil ucapan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu,
بحسب امرئ إذا رأى منكرا لا يستطيع أن يغيره أن يعلم الله تعالى من قلبه أنه له كاره
“Setidaknya respon seorang saat melihat kemungkaran sementara ia tak mampu mengubahnya, maka responlah dengan hati bahwa dengan hatinya ia mengetahui bahwa Allah membenci perbuatan kemungkaran itu.” (Tanbih Al-Ghafilih hal. 30-31).
Tahapan mengingkari kemungkaran dengan hati merupakan tahapan ingkarul mungkar yang paling rendah. Karena Nabi mengatakan,
ذَلِكَ أَضْعَفُ الإيْمَانِ
“Dan inilah selemah–lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Maknanya, tahapan ini adalah tahapan yang paling rendah diantara 3 tahapan di dalam merespon kemungkaran. Mengingkari dengan hati adalah tuntutan iman atau ekspresi iman yang rendah di dalam merespon dosa dan maksiat.
Wallahul muwaffiq…
*** Makalah ini adalah bahan materi kuliah umum Rumaysho Academy yang diselenggarakan secara live streaming setiap Rabu sore (Maghrib-Isya), dinarasumberi oleh Ustadz Ahmad Anshori, Lc -hafidzohullah-.
Referensi:
Ar-Ruhaili, Ibrahim bin Amir. Manhaj Ahlissunnah fil Amri bil’ma’ruf nah Nahyi ‘anil Munkar.
Penulis: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com