Bismillah…
Kami menemukan penjelasan sederhana dan menarik dari seorang ulama saat membaca penjelasan beliau untuk sebuah hadis yang kami paparkan di tulisan ini:
Yaitu hadis yang berbunyi:
نعمتان مغبوك فيهما كثير من الناس، الصحة والفراغ
“Ada dua nikmat yang seringkali dilupakan oleh kebanyakan orang, yaitu sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Sobat remaja yang kami banggakan, penjelasan tersebut kami temukan di website resmi Syaikh Prof. Khalid bin ‘Utsman As-Sabt -hafidzohullah-. berikut selengkapnya ya..
__________
Waktu adalah salah satu nikmat terbesar yang sering kali kita lupakan. Padahal, setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali, dan bagaimana kita memanfaatkannya sangat menentukan keberhasilan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Para ulama terdahulu memahami hal ini dengan sangat baik, dan mereka menjalani kehidupan mereka dengan memanfaatkan setiap waktu yang dimiliki secara optimal. Melalui teladan mereka, kita bisa belajar bagaimana menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa kisah inspiratif dari para ulama yang memanfaatkan waktu mereka dengan luar biasa. Kisah-kisah ini tidak hanya menggugah kesadaran kita, tetapi juga memberi kita panduan praktis dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih produktif.
Kisah Ibnu Aqil Al-Hanbali, Mengorbankan Kenyamanan Demi Waktu
Ibnu Aqil Al-Hanbali, salah satu ulama besar dalam sejarah Islam, adalah sosok yang sangat menghargai waktu. Beliau dikenal sebagai penulis kitab Al-Funun, sebuah karya besar yang terdiri dari 800 jilid. Di usianya yang telah mencapai delapan puluh tahun, Ibnu Aqil masih memiliki semangat dan daya tahan yang luar biasa, sama seperti ketika beliau berusia dua puluh tahun. Ini adalah bukti betapa kuatnya komitmen beliau terhadap ilmu dan ibadah.
Salah satu kebiasaan menarik dari Ibnu Aqil adalah menghindari makanan yang membutuhkan waktu lama untuk dikunyah. Beliau lebih memilih makanan yang langsung bisa ditelan agar tidak membuang-buang waktu hanya untuk makan. Bagi beliau, setiap detik sangat berharga dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Ibnu Abi Hatim, Waktu Luang di Setiap Kesempatan
Contoh lainnya datang dari Ibnu Abi Hatim. Beliau juga dikenal sebagai ulama yang tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Bahkan ketika ayahnya masuk ke kamar kecil, Ibnu Abi Hatim tetap membaca buku di luar pintu, sehingga ayahnya tetap bisa mendengar bacaan meskipun sedang di dalam. Tindakan ini menunjukkan betapa seriusnya beliau dalam memanfaatkan waktu luang sekecil apa pun untuk belajar dan menambah ilmu.
Syaikh Ibnu Utsaimin: Produktif Hingga Usia Senja
Kisah lain yang tidak kalah inspiratif datang dari Syaikh Ibnu Utsaimin, seorang ulama kontemporer yang dikenal luas karena dedikasinya terhadap ilmu dan dakwah. Meskipun usianya sudah lanjut, beliau tidak pernah berhenti mengajar. Setiap hari, beliau memberikan pelajaran antara Maghrib dan Isya sepanjang tahun tanpa jeda. Ketika liburan musim panas tiba, jadwal beliau bahkan semakin padat dengan lima pelajaran di pagi hari, ditambah dengan pelajaran di waktu-waktu lainnya.
Tidak hanya mengajar, Syaikh Ibnu Utsaimin juga aktif dalam berbagai organisasi, seperti Majelis Ulama Saudi Arabia (Hai-ah Kibar Al ‘ulama) dan Lembaga Fiqih. Beliau juga rutin memberikan khutbah Jumat, serta bertemu dengan berbagai kalangan, termasuk para mahasiswa, ulama, dan aktivis dakwah. Dengan semua tanggung jawab tersebut, Syaikh Ibnu Utsaimin tetap mampu menjaga konsistensi dan produktivitasnya tanpa merasa lelah atau jenuh.
Pelajaran dari Gaya Hidup Para Ulama
Melihat bagaimana para ulama terdahulu dan kontemporer memanfaatkan waktu mereka, kita bisa menarik beberapa pelajaran penting. Kita sering kali terjebak dalam rutinitas yang tidak produktif, menghabiskan waktu berjam-jam untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, seperti duduk berlama-lama di warkop, resto sekedar ngemil di tongkrongan, menonton televisi, atau berselancar di media sosial. Padahal, waktu yang kita habiskan untuk hal-hal tersebut bisa digunakan untuk belajar, beribadah, atau kegiatan bermanfaat lainnya.
Para ulama ini mengajarkan kita untuk lebih disiplin dan fokus dalam memanfaatkan waktu. Mereka menunjukkan bahwa dengan niat yang kuat dan pengelolaan waktu yang baik, kita bisa mencapai banyak hal dalam hidup, meskipun kita memiliki banyak tanggung jawab.
Dari kisah para ulama di atas, ada beberapa langkah praktis yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
- Prioritaskan Aktivitas yang Bermanfaat
Seperti Ibnu Aqil yang memilih makanan cepat saji agar tidak membuang waktu, kita juga bisa mengurangi kegiatan yang kurang penting dan menggantinya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat. - Manfaatkan Waktu Luang Sekecil Apa Pun
Seperti Ibnu Abi Hatim yang tetap belajar meskipun di luar pintu kamar kecil, kita juga bisa memanfaatkan waktu-waktu luang, misalnya dengan membaca, mendengarkan ceramah, atau merenung. - Konsisten dalam Kegiatan Positif
Seperti Syaikh Ibnu Utsaimin yang tidak pernah absen mengajar meskipun usianya sudah lanjut. - Kurangi Waktu untuk Hal-Hal Tidak Produktif
Jangan habiskan terlalu banyak waktu untuk hal-hal seperti menonton televisi, berselancar di media sosial, atau berkutat dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Alihkan waktu tersebut untuk hal yang lebih produktif. - Rencanakan Hari dengan Baik
Buat jadwal harian yang teratur untuk memastikan kita bisa memanfaatkan waktu dengan maksimal. Pastikan ada waktu untuk bekerja, beribadah, belajar, dan beristirahat dengan seimbang.
Dengan mengikuti teladan para ulama ini, kita bisa menjadi lebih produktif dan tidak menyia-nyiakan waktu yang berharga. Waktu adalah aset yang tidak bisa diganti, jadi mari kita gunakan sebaik mungkin untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Semoga Allah memberikan taufik untuk kita untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel: Remajaislam.com